Beijing (ANTARA) - Tiga anggota kepolisian di Kota Bijie, Provinsi Guizhou, China, ditahan dan dicopot dari jabatannya setelah menyerang seorang wartawan hingga mengalami luka-luka.

Wakil Kepala Kepolisian Sektor Machang bermarga Xiong dan seorang anggotanya bermarga Tao dikenai hukuman kurungan penjara, masing-masing selama 20 hari. Sementara seorang anggota lagi bermarga Xiong dihukum kurungan penjara selama 15 hari.

Kepolisian Bijie dalam keterangan persnya yang dipantau di Beijing, Sabtu, menyatakan bahwa Xiong dicopot dari jabatannya, sedangkan Tao dan Li dipecat.

Media lokal juga melaporkan bahwa seorang Deputi Sekretaris Partai Komunis China (CPC) Kota Machang bermarga Peng juga dicopot karena berperan penting dalam kasus penganiayaan jurnalis tersebut.

Pihak kepolisian menerima laporan dari seorang wartawan yang dianiaya petugas di dekat lokasi pembangkit listrik tenaga air pada Selasa (30/4) pukul 06.22 waktu setempat (05.22 WIB).

Polisi langsung mendatangi lokasi kejadian dan segera membawa korban ke rumah sakit terdekat akibat luka-luka yang dideritanya.

Polisi mengidentifikasi wartawan tersebut bermarga Li, namun Sixth Tone, portal berita yang bermarkas di Shanghai, menyebut nama lengkap korban dengan Li Xiangcheng.

Li bekerja pada Jimu News yang berkantor pusat di Provinsi Hubei.

Pihak kepolisian mengungkapkan bahwa Li menggunakan telepon pintarnya untuk merekam sebuah kendaraan yang mengikutinya dalam perjalanan menuju Desa Shaba, tempat dia menghimpun informasi untuk tugas liputannya.

Kendaraan yang mengangkut ketiga polisi itu mengejar dan menghadang jurnalis pria tersebut sambil melarang mengambil gambar dan kemudian mereka menyerang Li hingga mengalami luka-luka pada wajah dan anggota tubuh lainnya. Ketiga polisi itu juga merusak telepon selular dan kaca mata korban.

"Peristiwa ini memberikan pelajaran kepada kami terkait buruknya pemahaman para pejabat tentang hukum. Serangan itu merugikan media dan berdampak negatif terhadap masyarakat. Kami ingin meminta maaf kepada jurnalis dan bersedia menerima kritikan dari publik," demikian statemen dari pihak kepolisian.

Menurut laporan Sixth Tone, Li pada saat itu sedang melakukan liputan investigatif tentang kematian dua orang guru yang terjadi pada 13 April lalu ketika pihak pembangkit listrik tenaga air membuang air ke sungai saat para korban sedang berada di situ.

Keluarga para korban mengatakan bahwa para guru tersebut diperintahkan kepala sekolah ke sungai untuk mencari batu kerikil dan pohon cemara untuk hiasan sekolah. Namun aparat lokal membantah hal itu dengan berdalih bahwa penyelidikan kematian dua guru masih berlangsung.

Kepada wartawan China, Li mengungkapkan bahwa mobil petugas yang menghalangi liputannya tiba 30 menit setelah dirinya tiba di lokasi.

"Ketiga polisi merampas ponsel saya dan membantingnya ke tanah. Saat saya berusaha mengambilnya, mereka memukul saya dan memecahkan kaca mata saya," ujarnya.

"Saya memegangi kepala dan mereka terus memukuli saya sampai enam hingga tujuh kali dalam satu menit," kata Li menambahkan.

Baca juga: AS sebut China intimidasi wartawan asing peliput banjir
Baca juga: Pompeo peringatkan China atas campur tangan pada wartawan AS
Baca juga: AS perketat aturan visa bagi wartawan China di saat ketegangan corona

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023