Kenaikan harga daging sapi yang terjadi akhir-akhir ini sebagai akibat adanya pembatasan impor sapi dari Australia..."
Malang (ANTARA News) - Harga daging sapi di sejumlah pasar tradisional di wilayah Malang raya selama sepekan ini kembali mengalami kenaikan cukup drastis, yakni mencapai Rp5 ribu hingga Rp10 ribu/kg.
Salah seorang penjual daging sapi di Pasar Merjosari, Kota Malang, Fatiyah, Kamis, beberapa waktu lalu sudah naik sangat tinggi dan dalam sepekan ini harganya kembali naik.
"Daging sapi dengan kualitas paling rendah sebelumnya hanya Rp75 ribu/kg, sekarang mencapai Rp80 ribu/kg dan yang berkualitas sedang sebelumnya seharga Rp80 ribu/kg, sekarang sudah mencapai Rp85 ribu/kg dan kualitas bagus seharga Rp90 ribu/kg," kata Fatiyah, menambahkan.
Ia berharap, harga daging sapi segera turun karena berpengaruh signifikan terhadap daya beli masyarakat. Karena harganya yang terlalu mahal, banyak konsumen yang mengurungkan niatnya untuk membeli daging sapi.
Akibatnya, kata Fatiyah, banyak pedagang yang mengalami kerugian hingga jutaan rupiah karena daging yang sudah terlanjur dibeli dari jagal tidak laku.
Kenaikan harga daging sapi tersebut tidak hanya berimbas pada pedagang dan konsumen saja, tapi juga bagi peternak yang selama ini menekuni penggemukan sapi.
Salah satunya adalah sentra penggemukan sapi potong di kawasan Sanan Kelurahan Purwantoro,Kecamatan Blimbing, Kota Malang, yang mengalami kerugian hingga jutaan rupiah.
Salah seorang peternak di kasawan Sanan, Hasan, mengaku jika harga pembelian bibit sapi juga naik cukup darstis. Dari harga antara Rp7 juta-Rp7,5 juta/ekor menjadi Rp9 juta/ekor.
Sedangkan harga jualnya setelah cukup umur untuk dipotong, kata Hasan, mencapai Rp17-Rp20 juta/ekor.
Ia mengaku, jika sebagian besar peternak penggemukan sapi di Sanan ini hanya menerima titipan dari jagal dengan jumlah sapi mencapai seribu ekor lebih. Untuk harganya tergantung bobot dan kondisi kesehatan sapi.
"Kenaikan harga daging sapi yang terjadi akhir-akhir ini sebagai akibat adanya pembatasan impor sapi dari Australia, sehingga untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat tidak cukup," katanya, menandaskan. (E009/M019)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013