Padang (ANTARA) - BKKBN menyatakan penurunan kasus gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi atau stunting merupakan tanggung jawab bersama sehingga diperlukan kolaborasi yang baik dalam menekan angka tersebut.
Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN Bonivasius Prasetya saat mengunjungi Kampung KB Bukit Karan di Padang, Sabtu, mengatakan pelibatan pihak di luar BKKBN merupakan hal yang harus dilakukan karena adanya keterbatasan anggaran.
Seperti yang dilakukan di Kampung Keluarga Berkualitas (KB) Bukit Karan Kelurahan Rawang Kecamatan Padang Selatan Kota Padang, Sumatera Barat, yang mendapatkan bantuan dari PT Pelindo dan Baznas Sumatera Barat sebesar Rp40 juta untuk memenuhi kebutuhan gizi anak stunting di daerah setempat.
"Ini tentu menjadi perhatian kita bersama agar tidak ada lagi anak balita yang mengalami stunting di daerah ini terutama di Kampung Berkualitas ini," kata dia.
Baca juga: Gubernur: Pengentasan stunting KKN Unand sesuai dengan visi pemerintah
Baca juga: BKKBN : Penyebab utama stunting berhubungan dengan pola asuh
Menurut dia, stunting merupakan ancaman bagi bangsa karena jika tidak ditekan atau dilakukan pencegahan maka akan lahir generasi yang tidak sehat di masa depan dan ini akan berdampak buruk bagi bangsa Indonesia.
Upaya mengurangi angka stunting dilakukan secara timbal balik melalui hubungan vertikal dan horizontal yaitu melalui pemerintah maupun tanggungjawab bersama antar masyarakat.
Ia mengatakan Semua ini harus dilaksanakan berkesinambungan dalam mewujudkan penurunan angka stunting di daerah tersebut.
"Penurunan stunting ini membutuhkan kolaborasi multi sektor baik dari pemerintah maupun pihak swasta. Program bapak asuh ini juga wujud pelibatan semua pihak dan hari ini PT Pelindo mengambil peran nyata di Kampung Berkualitas Bukit Karan ini," kata dia
Ia mengatakan program Dapur Sehat (Dashat) merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting.
"Ini merupakan kepedulian bersama mempersiapkan generasi berkualitas di masa mendatang dan upaya meningkatkan ekonomi keluarga," kata dia.
Sementara Ketua Kampung Berkualitas (KB) Bukit Karan Iwan AP mengatakan Kampung KB ini dibuat pada 29 September 2019 yang terdorong dari keinginan masyarakat untuk maju karena selama ini tertinggal di bidang informasi dan pembangunan.
"Kami mulai bergerak dengan membuat kegiatan Dashat secara 10 hari berturut-turut memenuhi kebutuhan gizi balita yang ada di sini, meningkatkan perekonomian dan sumber daya manusia," kata dia
Ia menyebutkan di Kecamatan Padang Selatan ada 24 anak stunting dan secara perlahan angka itu turun menjadi 12 anak. Khusus di RW 6 Kelurahan Rawang ini dari empat anak yang stunting kini tinggal satu orang.
"Kita terus berupaya menurunkan angka tersebut dengan melakukan pemberdayaan lingkungan dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat akan anak stunting, membantu memenuhi kebutuhan gizi melalui sejumlah program dan lainnya," kata dia.*
Baca juga: BKKBN minta Sumbar optimalkan dana pusat untuk penanganan stunting
Baca juga: Gubernur Sumbar ajak perusahaan ikut entaskan stunting lewat CSR
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023