Jangan sampai ada pengunduran jadwal lagi,"

Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Boediono mengintruksikan agar pengoperasian Bandara Kuala Namu, Medan tidak boleh molor lagi setelah sempat ditunda dari semula April 2013 menjadi Agustus 2013.

"Jangan sampai ada pengunduran jadwal lagi," kata Wapres dalam rapat monitoring dan evaluasi pembangunan Bandara di kantor Wapres, Jakarta, Rabu.

Bandara Kuala Namu yang berkapasitas delapan juta penumpang diperkirakan akan selesai pada Maret 2013, dan sebelumnya direncanakan akan beroperasi pada April 2013.

Namun hal ini ditunda pengoperasiaannya karena pembangunan jalan non tol ke bandara masih belum dapat selesai tepat waktu.

Jalan non tol yang akan menjadi akses utama selain jalan tol dan kereta api, terhambat pembangunannya karena masalah pembebasan tanah di beberap titik.

Sedangkan kereta api yang telah terpasang dari Bandara Kuala Namu ke Stasiun Kereta Api Medan hanya mampu menampung 15 persen dari total penumpang dan pengantar yang akan memakai bandara.

Sementara itu, dalam kesempatan tersebut, presiden juga mengungkakpan 14 pengambangan bandara komersial dan 11 bandara baru yang akan selesai pada 2013-2015 terus dimonitor.

"Kita harus mengamankan sasaran dan komitmen bersama. Apa yang sudah kita janjikan pada masyarakat harus kita penuhi. Kalau ada masalah mari bersama-sama mengatasinya," tutur Wapres saat membuka rapat.

Pembangunan bandara baru maupun pengembangan kapasitas bandara di Indonesia dinilai pemerintah merupakan kebutuhan mendesak.

Dalam kurun waktu 2006-2012 pertumbuhan rata-rata-rata penumpang internasional mencapai 26,44 persen.

Sedangkan pertumbuhan penumpang domestik untuk periode yang sama mencapai 11,35 persen.

"Banyak bandara telah melampaui kapasitasnya, bahkan sudah ada yang harus melayani penumpang hingga 800 persen di atas kapasitas, seperti di Polonia Medan," kata Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono dalam kesempatan tersebut.

Untuk itu, pemerintah melakukan akselerasi dengan pembangunan dan pengembangan kapasitas berbagai bandara.

Untuk bandara komersial, pengembangan itu dilakukan oleh dua badan usaha milik negara (BUMN), Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II.
(M041/B008)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013