Padang (ANTARA) - Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi mengatakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Andalas (Unand) yang salah satu fokusnya mengentaskan stunting di daerah itu sesuai (sejalan) dengan visi atau pemikiran pemerintah pusat.
"Ini adalah pilihan yang sangat tepat, karena masalah stunting ini menjadi pikiran serius para pemimpin kita," kata Gubernur Sumbar Mahyeldi di Padang, Sabtu.
Apalagi, kata dia, pada tahun 2024 pemerintah berupaya menekan angka stunting di bawah 14 persen. Khusus di Sumbar, saat ini angka stunting masih sekitar 25 persen.
Baca juga: Di saat pandemi, Unand terjunkan 4.219 mahasiswa KKN tematik
"Oleh karena itu, peran semua pihak, termasuk dukungan dari perguruan tinggi dibutuhkan dalam mengatasi stunting. Langkah yang dilakukan Unand melalui KKN merupakan salah satu bentuk pengentasan stunting dan harus didukung semua pihak," ujar mantan Wali Kota Padang dua periode tersebut.
Melalui KKN Unand tersebut, harapan Presiden Joko Widodo yang menginginkan angka stunting di provinsi tersebut di bawah 14 persen pada tahun 2024 diyakini dapat segera diwujudkan.
"Ketika kerja sama dan sinergi dilakukan bersama, insya Allah bisa kita wujudkan, termasuk menekan angka stunting," ujar dia.
Menurutnya, 5.036 mahasiswa Unand yang akan melaksanakan KKN terhitung Juli hingga Agustus 2023, merupakan bagian dari upaya menyiapkan generasi bangsa sebagai pemimpin berikutnya.
Baca juga: Jepang-Vietnam-Malaysia dipilih untuk KKN mahasiswa Unand
Baca juga: 600 mahasiswa Unand ikuti KKN tematik pencegahan stunting
Hal tersebut juga sejalan dengan pernyataan Kepala Negara bahwa tahun 2045 Indonesia disiapkan menjadi salah satu dari lima negara besar di dunia. Oleh karena itu, program KKN tersebut merupakan bagian dari menyiapkan calon-calon pemimpin masa depan.
"22 tahun lagi tidak mungkin Pak Jokowi jadi presiden lagi, dan tidak mungkin juga saya jadi Presiden pada waktu itu. Namun, yang menjadi Presiden saat itu ialah mahasiswa yang hadir hari ini," kata dia menyemangati mahasiswa.
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023