Bekasi (ANTARA) - Yayasan WINGS Peduli mengajak segenap lapisan masyarakat memerangi sampah plastik dengan menyuarakan gerakan bertajuk "pilah dari sekarang" untuk menekan volume sampah plastik rumah tangga yang masih menjadi masalah bagi lingkungan.
Melalui gerakan ini, Yayasan WINGS Peduli mengajak masyarakat menyetorkan sampah terpilah ke Bank Sampah terdekat agar sampah plastik tidak berakhir mencemari lingkungan sekitar, namun terintegrasi ke pendaur.
"Upaya mendorong pemilahan sampah dari tingkat terkecil ini diharapkan dapat meningkatkan aksi nyata masyarakat mengurangi sampah plastik sekaligus sejalan dengan tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun ini, yakni Beat Plastic Pollution," kata Perwakilan Yayasan WINGS Peduli Sheila Kansil di Bantargebang Bekasi, Sabtu.
Baca juga: FISIP UI kolaborasi riset kampanyekan kurangi sampah plastik
Dia mengatakan plastik masih menjadi sampah terbanyak yang belum dikelola secara optimal. Di tahun 2022, dari 12,9 juta ton volume timbulan sampah di Indonesia, hampir lima juta ton diantaranya tidak terkelola.
Jika dilihat dari komposisi jenis, plastik adalah jenis sampah terbanyak, yakni 18,4 persen setelah sampah organik yang dapat terurai secara alami.
Pihaknya mengajak masyarakat untuk terlibat dalam tahap seleksi sebagai langkah awal siklus pengelolaan sampah plastik dengan aksi nyata dari rumah.
"Dalam kampanye ini, kami mengedukasi masyarakat secara langsung sebagai pelaku aktif penghasil sampah. Kami dorong mereka untuk melakukan gerakan pilah dari sekarang dengan tiga langkah, yakni Kenali bahan baku sampah, Pilah berdasarkan kategori, dan Setor sampah terpilah ke Bank Sampah," katanya.
Sheila menjelaskan #PilahDariSekarang merupakan kampanye inisiatif Yayasan WINGS Peduli yang terdiri atas dua elemen. Pertama, edukasi mengenai penting memilah sampah, kategorisasi sampah, hingga kemana sampah terpilah bisa disetor.
Kedua, kolaborasi, yakni sinergi dengan berbagai pihak, mulai dari merk jual WINGS Group, pemerintah, organisasi lingkungan, hingga lembaga pendidikan untuk menjangkau masyarakat di berbagai daerah Indonesia.
Baca juga: Indonesia cegah 200 ribu ton sampah plastik bocor ke laut
"Pilah sampah dari sumber kunci kelola sampah berkelanjutan. Di TPST Bantargebang ini, 39 juta ton sampah telah memenuhi 80 persen kapasitas. Ditambah sampah harian sekitar 6.000 ton. Tingginya volume sampah ini berisiko longsor hingga merusak infrastruktur pendukung pengelolaan sampah, jalan, serta saluran air," ucap dia.
Kepala Satuan Pelaksana Pemrosesan Akhir Sampah TPST Bantargebang Setyo Margono mengatakan kolaborasi berbagai unsur sangat diperlukan untuk mengurangi sampah sekaligus menjawab tantangan terbesar, yakni membuktikan bahwa sampah bisa diolah.
"Apabila pemilahan sampah sudah dilakukan di sumber, yakni dari rumah tangga, volume sampah non-pilah yang berakhir di TPA bisa diminimalisasi dan efektivitas pengelolaan sampah di hulu dapat meningkat," katanya.
Margono berharap kampanye #PilahDariSekarang dari Yayasan WINGS Peduli ini mampu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk ambil bagian dalam pengelolaan sampah plastik secara terpadu.
Baca juga: Program Greget Plastik digelar di lingkungan perguruan tinggi swasta
Baca juga: KKP ajak nelayan pungut sampah plastik di laut
Yayasan WINGS Peduli telah menjangkau ribuan ibu dan pelajar di berbagai kota Indonesia seperti Bandung, Cirebon, Tasikmalaya, Indramayu, DKI Jakarta, dan Samarinda.
Kampanye ini merupakan lanjutan dari upaya Yayasan WINGS Peduli untuk pengelolaan sampah, termasuk di antaranya aksi bersih sungai dan laut, pembuatan tempat penampungan sementara (TPS), hingga peresmian Bank Sampah di Jawa Timur dan Jakarta.
Hal ini merupakan komitmen lanjutan Yayasan WINGS Peduli untuk lingkungan yang sejalan dengan filosofi perusahaan bahwa the good things in life should be accessible for all.
Pewarta: Pradita Kurniawan Syah
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023