Rantau (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan menyatakan titik panas terbanyak berada di area lubang tambang batu bara saat berstatus siaga kebakaran hutan dan lahan (karhutla) 2023.
“Kondisinya tidak membahayakan,” ujar Kepala BPBD Tapin Raniansyah di Rantau, Sabtu.
Berdasarkan sumber data pantauan titik panas yang dipakai BPBD melalui situs sipongi.menlhk.go.id, terhitung sejak 10 hari terakhir terdapat 60 titik panas kategori sedang di Tapin.
Tercatat, kurun waktu di setiap titik bervariatif, mulai dari satu hari hingga delapan hari berturut-turut.
Baca juga: Tapin bersiaga hadapi potensi karhutla
Sebaran titik panas tersebut berada di Kecamatan Lokpaikat, Kecamatan Bungur, Kecamatan Tapin Selatan dan Kecamatan Binuang. Sebanyak 54 titik panas di area lubang tambang batu bara, sedangkan enam titik lainnya berada di area lahan pertanian.
Tindakan BPBD sejauh ini, kata Raniansyah, yakni melakukan pemantauan langsung ke lapangan dan koordinasi dengan para pihak di area terdekat titik panas untuk menghindari ancaman risiko karhutla.
“Di area lubang tambang itu yang keluar asap panas,” ujarnya.
Ia memastikan dari sejumlah titik panas itu tak ada api yang merambat ke lahan, hutan maupun pemukiman masyarakat di area tambang batu bara.
“Kita terus siap siaga,” ujarnya.
Sebelumnya, Pelaksana Harian Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Plh Kalaksa BPBD) Provinsi Kalimantan Selatan Bambang Dedi Mulyadi mengatakan saat ini kebakaran hutan dan lahan di provinsi setempat seluas 42 hektare.
“Berdasarkan data yang kita himpun, saat ini karhutla di Kalsel sudah melanda lahan sekitar 42 hektare,” kata Bambang Dedi Mulyadi.
Bambang menuturkan kebakaran yang terjadi di Kalsel masih kategori biasa, karena petugas masih mampu mengatasi sumber api.
Baca juga: BPBD Kalsel laporkan 42 hektare lahan terbakar
Saat ini, kata Bambang, seluruh petugas berjaga dan berpatroli dengan status ekstra siaga selama 1x24 jam.
Sementara itu, Ketua Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kalsel Mansyah mengatakan dari total 42 hektare lahan yang terbakar tak hanya dipengaruhi faktor cuaca.
Beberapa wilayah yang dilanda karhutla secara dominan, yakni Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut, dan Kabupaten Tapin.
“Masih ada warga yang tidak memahami dengan baik dampak dari membakar lahan,” ucap Mansyah.
Ia menambahkan dampak karhutla paling luas terjadi di Kabupaten Tanah Laut yang mencapai delapan hektare.
Menurut dia, banyak masyarakat yang melakukan pembakaran baik yang disengaja maupun tidak disengaja.
Baca juga: Cegah karhutla, Barisan Pemadam Kebakaran se-Kalsel latihan bersama
Baca juga: BPBD Kalsel kerahkan seluruh sumber daya atasi karhutla
Mansyah mengungkapkan pihaknya berupaya melakukan pendekatan kepada warga dan memberikan pembinaan agar tidak membakar lahan.
Ia berharap warga memiliki kepedulian terhadap dampak yang ditimbulkan kebakaran, sehingga tidak membakar, apalagi saat ini kondisi cuaca panas melanda Kalimantan Selatan.
Lebih lanjut, dia mengatakan personel menemukan indikasi kebakaran yang diakibatkan karena ulah masyarakat.
Pada beberapa titik kebakaran, sebut dia, sudah ada beberapa patok kayu yang dipasang warga sebagai tanda pembakaran lahan.
Pewarta: Imam Hanafi
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023