Jakarta (ANTARA) - Komika dan sutradara Soleh Solihun merayakan ulang tahun ke-44 pada saat penayangan perdana filmnya yang berjudul “Star Syndrome.”

Dalam kesempatan tersebut, Soleh diberi kejutan oleh rekan-rekan artis dan istrinya, termasuk agensi tempatnya bernaung hahaha corp. Bahkan, mereka sengaja menyiapkan spanduk unik bertuliskan "Selamat Ulang Tahun Soleh Solihun" bertemakan spanduk ala pecel lele.

"Terima kasih semua," kata Soleh di kawasan Epicentrum, Jakarta, Jumat malam.

Beberapa rekan artis yang hadir untuk merayakan hari ulang tahun Soleh, antara lain Ernest Prakasa, Arie Kriting, Ardit Erwandha, dan lainnya. Kehadiran mereka juga untuk mendukung Soleh atas penayangan film perdana yang menandai kiprah Soleh sebagai sutradara film Indonesia.

Pria kelahiran 2 Juni 1979 ini pun menceritakan bagaimana film tersebut dapat digarap olehnya. Awalnya, penulis naskah film "Star Syndrome" Rino Sarjono mengajukan naskah ke rumah produksi Mahakarya.

Kemudian, produser eksekutif film Dendi Reynando mengajukan naskah kepada Soleh, hingga akhirnya ia setuju menyutradarai film ini.
"Dialog-dialog itu situasi yang benar-benar terjadi. Mudah-mudahan bisa beresonansi dengan orang-orang dalam setiap profesi," kata Soleh.

Baca juga: Film "Star Syndrome" karya Soleh Solihun hibur penonton 8 Juni 2023
Film “Star Syndrome” menceritakan tentang seorang penyanyi bernama Jay yang sedang mengalami penurunan kariernya. Setelah mencapai masa keemasan karirnya 14 tahun silam, Jay pun ingin kembali berkiprah dengan formasi baru.

Ia pun kembali bernyanyi dan duet bersama penyanyi pendatang baru bernama Nur dan mereka mulai mendapat atensi dari masyarakat.

Namun, di tengah kepopuleran yang semakin meningkat, konflik datang saat Jay merasa Nur menjadi lebih terkenal darinya. Ia pun mulai bertindak egois dan menimbulkan masalah baru.

Saat ditanya mengenai tantangan, Soleh mengatakan proses live music menjadi tantangan sendiri baginya. Hal ini karena butuh persiapan dan anggaran yang cukup banyak agar kualitas musik dalam film baik dan sesuai standar yang diinginkannya.

"Tidak banyak produser film yang punya kecintaan yang besar terhadap musik atau berani membuat film bertema musik," kata Soleh.

Alasan tersebut yang membuat Soleh berani mengangkat konsep musik di dalam film yang digarapnya. Beruntung, tim dan rekan Soleh dalam film “Star Syndrome” berhasil membuat impiannya menjadi nyata dan adegan-adegan yang diselipkan sepanjang film mampu membuat penonton dimanjakan dengan sajian musik berkualitas.

Ke depannya, Soleh masih ingin melanjutkan film dengan tema serupa atau musik yang menjadi fokus utamanya. Hal ini sesuai dengan keinginan Soleh bahwa musik menjadi signature dalam film atau karya selanjutnya.

Baca juga: Soleh Solihun: Iwan Fals yang ulang tahun, saya yang bahagia

Baca juga: Soleh Solihun cerita soal rutinitas Lebaran di kampung halaman

Baca juga: Soleh Solihun ajak masyarakat tak pilih-pilih vaksin COVID-19

Pewarta: Vinny Shoffa Salma
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2023