Kota Solo, Jawa Tengah (ANTARA) - CEO Lokananta Wendi Putranto mengatakan studio rekaman pertama di Indonesia, yaitu Lokananta di Kota Solo, Jawa Tengah akan menerapkan pola placemaking seperti di M Bloc Space, Jakarta Selatan.

"Jadi, pendekatan Lokananta ke depannya ini memang baru, Lokananta tidak hanya akan menjadi pabrik piringan hitam, tidak hanya menjadi perusahaan rekaman, tidak hanya menjadi penyedia jasa studio rekaman tetapi Lokananta akan menerapkan pola placemaking yang seperti kami lakukan di M Bloc," ucap Wendi saat jumpa pers Festival Lokananta di Kota Solo, Jumat.

Sebelumnya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui PT Danareksa (Persero) bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menghidupkan kembali Lokananta seiring dengan rampungnya revitalisasi aset milik Perum PNRI tersebut.

Untuk menjalankan pilar bisnis Lokananta, Danereksa juga berkolaborasi dengan M Bloc Group sebagai operator.

Wendi yang juga Program Director M Bloc Space itu mengatakan Lokananta yang baru memiliki visi untuk menjadi creative and commercial hub bagi para musisi, seniman, dan UMKM lokal sehingga dapat memberikan dampak sosial, pertumbuhan ekonomi, dan pelestarian budaya Indonesia.

Visi tersebut akan diwujudkan dengan enam misi Lokananta, yakni destinasi cagar budaya musik Indonesia, pertunjukan kesenian usaha sebagai hubungan masyarakat, melestarikan dan mengembangkan aset-aset seni budaya dalam bidang musik, ruang kreatif publik bagi kegiatan komunitas dan umum, pusat pengembangan talenta kreatif, dan pemberdayaan sekaligus pembinaan bisnis UMKM.

"Karena Lokananta sendiri DNA-nya adalah bagaimana dulu Bung Karno (Presiden Pertama RI Soekarno) ingin menyatukan Indonesia ingin membentuk national and character building melalui berbagai macam cara. Kalau dulu ada Sumpah Pemuda dan tentunya salah satu elemen yang paling kuat adalah seni dan budaya bagaimana Indonesia dari Sabang sampai Merauke bisa bersatu, bisa menjadi sebuah entitas dan kuat itu melalui kebudayaan," kata Wendi

Selanjutnya, kata dia, Soekarno menugaskan Raden Maladi untuk mendirikan Lokananta untuk memproduksi musik-musik yang berasal dari Sabang sampai Merauke dan disuplai ke 29 stasiun RRI yang ada di Indonesia.

"Waktu itu, Bung Karno dengan pidato yang terkenalnya, kenapa anak-anak muda main musik rock n roll, dia bilang mainkan musik Indonesia. Di tempat ini lah musik Indonesia dari musik tradisional, musik hiburan, kalau dulu istilah musik pop itu musik hiburan itu diproduksi, digandakan, dan disebarluaskan diputar di seluruh stasiun RRI," kata dia.

"Makanya kemudian kita mengenal lagu-lagu daerah seperti Ampar-Ampar Pisang, Yamko Rambe Yamko, Ayam Den Lapeh, Kampuang Nan Jauh Di Mato itu berkat Lokananta perannya," lanjut Wendi.

Oleh karena, ia menganggap Lokananta merupakan salah satu "harta karun" musik Indonesia, yang menjadi aset nasional.

"Jadi, bisa dibilang Lokananta itu salah satu "harta karun" musik Indonesia destinasi cagar budaya ke depannya yang akan menjadi landmark kota Solo tentu dan tentunya menjadi aset nasional," ujar Wendi.

Dalam satu tahun ke depan, Lokananta akan melaksanakan berbagai program, di antaranya rekaman dan shooting video band legendaris Godbless, sejumlah pameran di Galeri Lokananta, kolaborasi bersama komunitas kreatif di Solo, dan berbagai showcase di Studio Lokananta.

Lokananta adalah perusahaan rekaman pertama di Indonesia yang didirikan oleh Raden Maladi pada 1956. Sebagai studio rekaman pertama dan sampai saat ini masih menjadi yang terbesar di Indonesia, Lokananta telah mengorbitkan banyak legenda, di antaranya Gesang, Waldjinah, Buby Chen, Titiek Puspa, Bing Slamet, Sam Saimun hingga Ki Narto Sabdo.

Setelah mengalami hibernasi yang sangat panjang, Kementerian BUMN melalui Danareksa-PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) dengan dukungan dari Pemkot Solo menghidupkan kembali aset milik Perum PNRI itu dengan merevitalisasi dan melakukan optimalisasi aset Lokananta.

Langkah nyata revitalisasi dan optimalisasi Lokananta tersebut juga didukung penuh oleh Pemkot Solo, di mana Lokananta menjadi salah satu dari 17 prioritas pembangunan Kota Solo.

Baca juga: Lokananta disebut sebagai "titik nol" musik Indonesia
Baca juga: Lokananta siap beroperasi kembali sebagai sentra kreativitas musisi
Baca juga: Menteri BUMN Erick Thohir hadiri "Lokananta Reload" di Solo

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023