Jakarta (ANTARA) - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat pembiayaan korporasi mencapai Rp58,1 triliun sampai Maret 2023 atau tumbuh 17,3 persen secara tahunan.
Direktur Whosale Transaction Banking BSI Zaidan Novari mengatakan pembiayaan didominasi sektor konstruksi dan infrastruktur, ketenagalistrikan, manufaktur, agrobased, hingga sektor jasa kesehatan.
Zaidan optimis pembiayaan wholesale BSI akan terus tumbuh seiring dengan semakin diminatinya skema pembiayaan syariah oleh korporasi.
Baca juga: BSI gandeng 4 bank syariah dukung repo pasar uang syariah
Guna meningkatkan pembiayaan di sektor wholesale, pada Rabu (31/5), BSI menandatangani perjanjian kerjasama dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) terkait perjanjian line facility pembiayaan modal kerja untuk korporasi.
Kerjasama kedua belah pihak diharapkan mampu memperkuat modal untuk pembangunan proyek infrastruktur di Indonesia.
Kerjasama ini menjadi awal sinergi BSI dengan SMI dalam hal pembiayaan infrastruktur senilai Rp1,25 triliun yang akan digunakan untuk proyek infrastruktur dengan skema syariah, di antaranya pada sektor jalan, ketenagalistrikan, dan infrastruktur sosial serta jasa lain.
Baca juga: BSI: Potensi nilai industri halal Indonesia mencapai Rp1.958 triliun
Dia melanjutkan, pembiayaan wholesale dengan skema syariah masih jarang dilakukan di Indonesia, padahal skema ini sudah umum terjadi di negara-negara lain seperti di Inggris, Uni Emirat Arab, ataupun Malaysia.
“Kita ingin melakukan sosialisasi bahwa struktur syariah itu sebenarnya yang paling tepat untuk pembiayaan-pembiayaan infrastruktur atau pembiayaan jangka panjang pemerintah, seperti BUMN. Contohnya jalan tol, perkeretaapian, pembangkit listrik itu sebenarnya paling cocok di BSI, dengan struktur syariah,” ujar Tiko.
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023