"Jika ada rumah sakit yang terlanjur menarik biaya tersebut, saya minta agar mengembalikan kepada pasien korban gempa, kecuali atas permintaan sendiri korban gempa itu dirawat di kelas II atau VIP," ujar Sultan.
Yogyakarta (ANTARA News) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X minta kepada Rumah Sakit (RS) yang menangani korban gempa mengembalikan biaya perawatan jika sudah terlanjur menariknya dari pasien karena semua biaya sudah ditanggung pemerintah. Ketika dimintai komentarnya tentang RS di DIY yang menarik biaya perawatan kepada korban gempa, ia kepada wartawan di Kepatihan Yogyakarta, Senin, menambahkan apalagi di Pemprov DIY yang sejak terjadi gempa sudah menalangi dulu dana satu miliar rupiah kepada masing masing rumah sakit di daerah ini. Permintaan Sultan HB X agar RS mengembalikan biaya perawatan korban gempa tersebut diulangi kembali saat meninjau pengungsi di Dusun Gatak, Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan dan Desa Tegaltirto, Kecamatan Berbah, di Kabupaten Sleman. "Jika ada rumah sakit yang terlanjur menarik biaya tersebut, saya minta agar mengembalikan kepada pasien korban gempa, kecuali atas permintaan sendiri korban gempa itu dirawat di kelas II atau VIP," ujarnya. Menurut dia, jika atas permintaan sendiri konsekuensinya mereka harus membiayai sendiri karena hal itu di luar ketentuan pemerintah. Sedangkan perawatan untuk korban gempa yang sesuai ketentuan pemerintah, tetap digratiskan. "Korban gempa yang masih di rawat di rumah sakit maupun rawat jalan tidak usah resah, karena semua biaya perawatan tersebut tetap ditanggung pemerintah," ujarnya di depan pengungsi di dua desa tersebut. Ia mengingatkan para korban luka yang menjalani rawat jalan agar tetap rajin melakukan kontrol ke puskesmas atau rumah sakit terdekat agar tidak terkena infeksi atau tetanus. "Kalau kontrol ke puskesmas atau rumah sakit minta disuntik antitetanus agar tidak terkena penyakit baru yang lebih berbahaya," katanya. Gubernur DIY Sultan HB X pada kesempatan itu menerima laporan dari Kepala Urusan Pembangunan Desa Bokoharjo, Tri Suliatiani yang menyatakan dari 10.020 jiwa warga desa ini tercatat 11 orang korban tewas, 57 luka berat dan ratusan orang luka ringan. "Sedangkan rumah roboh tercatat 990 unit, rusak berat 1.690 unit dan rusak ringan 787 unit," ujarnya. Sementara itu, Lurah Desa Tegaltirti Kecamatan Berbah Sleman, H Much Djupri SE melaporkan jumlah korban gempa di desanya tercatat 11 orang tewas, luka berat 92 dan luka ringan 182 orang. "Jumlah rumah penduduk yang rusak berat 1.601 unit, rusak sedang 589 dan rusak ringan 522 unit," tambahnya. Pada kesempatan itu, Sultan HB X yang di dampingi istrinya GKR Ratu Hemas juga meninjau Rumah Sakit Lapangan yang didirikan Pasukan Bela Diri Jepang di Puskesmas Prambanan Yogyakarta.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006