Indeks MSCI untuk saham Asia-Pasifik di luar Jepang melonjak 1,13 persen
Singapura (ANTARA) - Saham Asia menguat pada awal perdagangan Jumat, karena kemajuan RUU untuk menaikkan plafon utang AS dan meningkatnya harapan bahwa Federal Reserve mungkin mempertahankan suku bunga dalam pertemuan berikutnya membantu menyemangati selera investor terhadap aset-aset berisiko.
Senat AS berada di jalur untuk meloloskan RUU guna meningkatkan plafon utang pemerintah sebesar 31,4 triliun dolar AS pada Kamis (1/6/2023) malam di Washington, kata Pemimpin Mayoritas Demokrat Chuck Schumer, setelah Dewan Perwakilan Rakyat mengesahkan RUU tersebut pada Rabu (31/6/2023).
Departemen Keuangan AS telah memperingatkan bahwa mereka tidak akan dapat membayar semua tagihannya pada 5 Juni jika Kongres gagal bertindak.
Indeks MSCI untuk saham Asia-Pasifik di luar Jepang melonjak 1,13 persen. Indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,57 persen, sementara Nikkei Jepang menguat 0,71 persen.
Saham China telah dilumpuhkan oleh kekhawatiran tentang kegagapan pasca pemulihan COVID-19. Indeks Komposit Shanghai dibuka 0,2 persen lebih tinggi sementara, indeks Hang Seng Hong Kong dibuka 2,0 persen lebih tinggi.
Data semalam menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran meningkat sedikit minggu lalu dan pengusaha swasta mempekerjakan lebih banyak pekerja dari yang diperkirakan pada Mei, menunjukkan berlanjutnya pengetatan pasar tenaga kerja.
Harry Ottley, seorang ekonom di Commonwealth Bank of Australia (CBA), mengatakan tanda-tanda tekanan upah yang melambat telah meningkatkan harapan bahwa Federal Reserve akan berhenti menaikkan suku bunga dalam dua minggu.
Pedagang terus memutar kembali taruhan mereka tentang kenaikan suku bunga Fed dalam dua minggu mendatang, dengan pasar memperkirakan peluang 20 persen untuk kenaikan bank sentral sebesar 25 basis poin dibandingkan dengan peluang 50 persen seminggu sebelumnya, menurut alat CME FedWatch.
"Investor juga didukung oleh berita bahwa DPR AS telah meloloskan RUU plafon utang AS dalam langkah penting untuk menghindari gagal bayar AS, dengan langkah selanjutnya bergeser ke Senat AS," kata Ottley dari CBA, dikutip dari Reuters.
Fokus sekarang bergeser ke laporan pengangguran Departemen Tenaga Kerja yang diawasi ketat untuk Mei, yang akan dirilis pada Jumat. Data akan membantu menentukan apakah Fed bertahan dengan kenaikan suku bunga yang agresif.
Komentar dari pejabat Fed juga membantu menguatkan harapan Fed, dengan Presiden Federal Reserve Philadelphia Patrick Harker mengatakan bank sentral AS seharusnya tidak menaikkan suku bunga pada pertemuan mereka berikutnya.
"Sudah waktunya untuk setidaknya menekan tombol stop untuk satu pertemuan dan melihat bagaimana kelanjutannya," kata Harker.
Semalam, Nasdaq dan S&P 500 ditutup pada level tertinggi sejak Agustus 2022 karena investor merangkul pasar tenaga kerja yang tangguh di tengah optimisme Fed dapat merekayasa soft landing ekonomi.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS juga turun pada Kamis (1/6/2023). Pada jam-jam awal Asia, imbal hasil obligasi pemerintah AS dua tahun, yang biasanya bergerak sejalan dengan ekspektasi suku bunga, naik 0,6 basis poin menjadi 4,347 persen, setelah turun sekitar 5 basis poin pada Kamis (1/6/2023).
Imbal hasil pada obligasi pemerintah AS 10-tahun naik 0,2 basis poin menjadi 3,610 persen, sedangkan imbal hasil pada obligasi pemerintah AS 30-tahun turun 0,6 basis poin menjadi 3,829 persen.
Di pasar mata uang, indeks dolar yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang utama lainnya, datar setelah turun 0,6 persen semalam, dengan euro naik 0,01 persen menjadi 1,0762 dolar.
Yen Jepang melemah 0,11 persen menjadi 138,93 per dolar, sementara sterling terakhir diperdagangkan pada 1,2527 dolar atau naik 0,02 persen.
Minyak mentah AS turun 0,01 persen menjadi diperdagangkan di 70,09 dolar AS per barel dan Brent turun 0,03 persen menjadi diperdagangkan di 74,26 dolar AS per barel.
Emas spot turun 0,1 persen menjadi diperdagangkan di 1.976,69 dolar AS per ounce. Emas berjangka AS turun 0,05 persen menjadi diperdagangkan di 1.977,10 dolar AS per ounce.
Baca juga: Saham Eropa dibuka menguat fokus pada data inflasi
Baca juga: Saham Asia naik di tengah pembicaraan jeda kenaikan suku bunga Fed
Baca juga: Saham Inggris berakhir positif, indeks FTSE 100 menguat 0,59 persen
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023