Mudah-mudahan tanggal 10 Februari nanti tidak ada masalah"
Jakarta (Antara News) - Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Hujan Buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Florentinus Heru Widodo mengatakan modifikasi cuaca efektif mengurangi curah hujan di wilayah Jabodetabek.
"Selama 11 hari melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) terbukti hujan di Jakarta sudah jauh berkurang," ujar Heru di Jakarta, Selasa.
Sejak dimulainya TMC, lanjut Heru, pihaknya telah melakukan 22 kali penerbangan dengan menggunakan pesawat Hercules A-1323, dan menghabiskan bahan semai NaCl powder sebanyak 75,8 ton ke awan-awan hujan untuk menjatuhkkan hujan di luar daerah rawan banjir.
"Saat ini pergerakan angin mulai berubah, bukan dari barat lagi melainkan dari timur. Hal ini karena adanya tekanan dari Pulau Sumatera," jelas dia.
Oleh karena itu, penyemaiannya pun dilakukan di utara Bandung, lalu di laut utara dan kemudian di selatan wilayah Sukabumi.
Penyemaian awan bertujuan agar awan-awan yang bergerak menuju Jabodetabek bisa turun menjadi hujan lebih awal sebelum memasuki Jabodetabek.
Menghadapi Imlek --yang biasanya curah hujannya cukup tinggi--menurut Heru pihaknya terus mewaspadai terjadinya hujan.
"Mudah-mudahan tanggal 10 Februari nanti tidak ada masalah," harap dia.
BPPT juga mengoperasikan GBG (Ground Based Generator) di 25 titik di Jakarta secara mobile. GBG itu terpasang memanjang dari daerah hulu (selatan) hingga hilir (utara). Tujuannya adalah untuk mengganggu pertumbuhan awan hujan di dalam wilayah Jabodetabek
BPPT melaksanakan TMC selama 2 bulan, yaitu 26 Januari sampai 25 Maret 2013 dengan biaya Rp13 miliar atas permintaan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo kepada Kepala BNPB.
(*)
Pewarta: Oleh Indriani
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013