Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia selama 2012 sebesar 6,23 persen dengan konsumsi domestik dan investasi menjadi penyumbang utama pertumbuhan.
"Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia dari triwulan I hingga triwulan IV mencapai 6,23 persen," kata Kepala BPS, Suryamin, di Jakarta, Selasa.
Sementara pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tanpa migas, menurut dia, tercatat 6,81 persen pada 2012.
Ia menambahkan, besaran PDB Indonesia pada 2012 atas dasar harga berlaku mencapai Rp8.241,9 triliun, sementara atas dasar harga konstan mencapai Rp2.618,1 triliun.
Menurut dia, pertumbuhan terjadi di semua sektor ekonomi terutama dalam bidang pengangkutan dan komunikasi yang mencapai 9,98 persen serta perdagangan, hotel dan restoran (8,11 persen) dan konstruksi (7,5 persen).
"Tiga sektor inilah yang tumbuh tinggi pada 2012," kata Suryamin.
Menurut dia, sumber pertumbuhan terbesar pada 2012 berasal dari industri pengolahan yang mencapai 1,47 persen, diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran (1,44 persen) serta sektor pengangkutan dan komunikasi (0,98 persen).
Suryamin menjelaskan pertumbuhan ekonomi pada 2012 menurut sisi penggunaan terjadi pada komponen pembentukan modal tetap bruto 9,81 persen, pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 5,28 persen, ekspor 2,01 persen dan pengeluaran konsumsi pemerintah 1,25 persen. Komponen impor sebagai faktor pengurang mengalami pertumbuhan sebesar 6,65 persen.
Ia menambahkan struktur PDB pada 2012 digunakan untuk memenuhi komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 54,56 persen, pembentukan modal tetap bruto 33,16 persen, pengeluaran konsumsi pemerintah 8,89 persen, ekspor 24,26 persen dan impor 25,81 persen.
"Pengeluaran konsumsi pemerintah rendah karena ada efisiensi pengeluaran barang dan moratorium pegawai negeri sipil, sehingga belanja tidak tinggi. Tapi,investasi tumbuh dibandingkan tahun lalu yang hanya 8,77 persen," katanya.
BPS juga mencatat PDB per kapita atas dasar harga berlaku pada 2012 mencapai Rp33,3 juta atau 3.562,6 dolar AS, meningkat dibandingkan PDB per kapita pada 2011 yang sebesar Rp30,4 juta atau 3.498,2 dolar AS.
Wilayah Jawa masih menjadi penyumbang utama pembentukan PDB nasional 2012. Sumbangannya mencapai 57,63 persen. Setelah Jawa ada Sumatera dengan sumbangan 23,77 persen, dan Kalimantan yang menyumbang 9,3 persen.
Sementara sumbangan Sulawesi terhadap pembentukan PDB sebesar 4,73 persen, Bali dan Nusa Tenggara 2,51 persen serta Maluku dan Papua 2,06 persen.
"Secara kuantitatif, kegiatan di sektor sekunder dan tersier masih terkonsentrasi di Jawa, sedangkan kegiatan sektor tersier lebih diperankan oleh luar Jawa," demikian Suryamin.
(S034)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013