Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Qatar, melalui Investment
Authority akan mengalokasikan dana sekitar 1 miliar dolar AS melalui
"infrastructure trust fund" membangun sejumlah proyek inftastruktur di Indonesia.
Hal itu diungkapkan Meneg BUMN Sugiharto, pada Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR-RI, di Jakarta, Senin.
Menurut Sugiharto, peluang pendanaan dari negara Timur Tengah, khususnya dari Qatar itu sedang dijajaki antara Tim yang dibentuk pemerintah, untuk mengetahui syarat-syarat yang akan dipenuhi.
"Syarat utamanya adalah, pemerintah harus menyiapkan
seat fund atau dana pendamping sekitar 15-30 persen dari dana yang dialokasikan," kata Sugiharto.
Ia mengatakan, syarat itu juga dikenakan kepada negara lain, yang memanfaatkan dana dari Qatar itu.
Dijelaskan Sugiharto, dalam Rapat Koordinasi dengan Menko Perekonomian
beberapa waktu lalu, Kementerian BUMN ditugaskan untuk menindaklanjuti
peluang-peluang tersebut.
Sedangkan BUMN yang terlibat dalam pengelolaan dana tersebut adalah PT
Danareksa, dan PT Permodalam Nasional Madani.
Melihat kondisi saat ini, diutarakannya, dana pendamping yang berasal
dari APBN tidak memungkinkan, namun sedang dipertimbangkan dari BUMN yang
memiliki likuiditas.
"Dana dari BUMN tidak masalah diambil dari BUMN. Tetapi tetap harus
melalui pengkajian secara khusus," ujar Sugiharto.
Dijelaskan, peluang Indonesia untuk mendapatkan dana tersebut cukup
tinggi, mengingat sumber daya energi tersedia, juga jumlah proyek-proyek
infrastruktur yang akan dikembangkan di dalam negeri cukup banyak.
"Saat ini, program pembangunan 47 ruas jalan tol, infrastruktur migas, kepelabuhanan, termasuk pembangunan proyek penyediaan listrik belum memiliki pendanaan. Pendanaan ini dapat dimanfaatkan," ujar Sugiharto.
Ia menjelaskan, sejumlah negara yang sudah memanfaatkan program ini adalah Pakistan, Bangladesh, sedangkan Singapura menyalurkan kembali dana-dana itu untuk pihak ketiga.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006