Nairobi (ANTARA News) - Kenya membentuk sebuah komisi independen untuk menyelidiki dugaan penggunaan obat-obatan oleh sejumlah atlet untuk memicu performa, kata anggota Komisi Olahraga Kenya Gordon Oluoch.
Keputusan itu datang setelah munculnya banyak kritik kepada negara benua Afrika bagian timur tersebut atas kegagalan mereka melakukan investigasi independen menyusul laporan media Jerman tahun lalu yang mengungkap dugaan penggunaan doping secara luas di antara para atlet Kenya di kamp pelatihan dataran tinggi mereka.
"Komite Olimpiade Nasional Kenya (NOCK) setelah berkonsultasi dengan pemerintah menunjuk sebuah komisi kerja untuk menginvestigasi dugaan penggunaan doping oleh sejumlah atlet Kenya," kata Oluoch sebagaimana dilansir AFP.
Oluoch mengaku pihaknya sudah menyiapkan anggaran sebesar empat juta shillings (470.000 dolar AS) untuk kebutuhan komisi independen.
"Mereka bebas untuk mencari dukungan dari Lembaga Antidoping Dunia (WADA) ataupun lembaga lain selama investigasi guna menemukan akar permasalahan," kata dia menambahkan.
Sejumlah atlet Kenya yang membantah telah mengonsumsi obat-obatan apapun, untuk pertama kalinya mengikuti pemeriksaan darah atas kandungan zat pemicu performa pada Desember 2012 lalu di dalam negeri.
Sebanyak 32 atlet secara sukarela ikut ambil bagian dalam pemeriksaan di luar masa kompetisi yang dilakukan sesuai rekomendasi Asosiasi Federasi Atletik Internasional (IAAF).
(G006/A008)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013