Petenis Yunani peringkat lima dunia itu nyaris memenangi French Open pada 2021 ketika ia kalah dalam lima set dari Novak Djokovic.
Kekalahan tersebut menjadi kenangan yang masih menghantuinya, terutama setelah kembali menelan kekalahan dari superstar Serbia itu pada Januari lalu di final Australian Open.
"Ada beberapa orang yang bisa bermain bagus di bawah tekanan, terutama di saat-saat besar dan ketat, dan Anda harus memiliki kekuatan mental Navy SEAL untuk melakukannya," kata Tsitsipas, seperti disiarkan AFP, Rabu.
Tsitsipas melaju ke babak 32 besar French Open untuk tahun keempat berturut-turut, Rabu, dengan kemenangan 6-3, 7-6 (7/4), 6-2 atas petenis Spanyol Roberto Carballes Baena.
Selain mencapai dua final Grand Slam, petenis berusia 24 tahun itu empat kali kalah di semifinal -- dua kali dari rival sengitnya Daniil Medvedev (Australian Open 2020 dan 2021), dari Djokovic (French Open 2020), dan dari Rafael Nadal (Australian Open 2019).
"Anda harus memiliki fisik seorang pelari maraton, paru-paru seorang pelari maraton. Anda harus memiliki kekuatan seorang pemain sepak bola," ujar Tsitsipas ketika ditanya apa yang dimaksud dengan juara Grand Slam.
Baca juga: Medvedev mengaku senang meski harus pulang lebih awal di French Open
Tsitsipas meraih kemenangan ke-50 Grand Slam di babak pertama melawan Jiri Vesely, Senin (29/5), sementara kemenangan melawan Carballes Baena, Rabu, adalah yang ke-20 di Roland Garros.
"Saya senang ketika saya melihat rekor pribadi dibuat dan dipecahkan," kata Tsitsipas.
Ambisi Tsitsipas lainnya adalah mengantarkan gelar Piala Davis pertama ke Yunani.
Namun, dia adalah satu-satunya petenis dari negaranya yang ada di 500 besar dunia, jadi jika kemenangan yang tidak terduga di ajang beregu bergengsi itu ingin diamankan, maka Yunani harus memiliki pasangan ganda yang andal.
Di situlah saudaranya Petros, yang merupakan petenis ganda peringkat teratas Yunani, berjuang bersamanya di sektor ganda.
Namun Tsitispas bersaudara kalah di babak pertama di Paris, Selasa (30/5), kalah dalam tiebreak set terakhir dari Marcelo Arevalo/Jean-Julien Rojer.
"Percayalah, itu menyebalkan. Kalah dan itu bersama saudaramu, lebih menyebalkan dari biasanya," kata Stefanos.
"Saya melakukan ini untuk saudara laki-laki saya. Saya tidak berpikir akan melakukan ini untuk orang lain. Salah satu impian pribadi kami adalah memenangi Piala Davis bersama. Melakukan itu dengan saudara Anda mungkin adalah hal terindah yang dapat Anda saksikan di lapangan tenis."
Baca juga: Juara bertahan Swiatek melenggang ke babak kedua French Open
Baca juga: Alcaraz merasa "tak terkalahkan" dalam kemenangan babak pembuka
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2023