Saya mengajak anak-anak muda Jawa Barat untuk bergabung dalam program Petani Milenial.

Jakarta (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menilai digitalisasi dan teknologi sebagai kunci dari pendekatan masa kini untuk pembangunan desa.

"Saya percaya, ada dua elemen penting dari seorang pemimpin. Yang pertama, kepribadian yang baik, dan yang kedua, kepemimpinan yang transformatif. Bicara soal transformasi tidak terlepas dari digitalisasi," ujar Ridwan Kamil dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Rabu.

Dalam Kuliah Umum Blue Ocean Strategy Fellowship (BOSF), Ridwan Kamil mencontohkan soal transformasi ketika pandemi COVID-19 melanda, pihaknya membuat sebuah super app besutan Jabar Digital Service (JDS) bernama PIKOBAR (Pusat Informasi & Koordinasi COVID-19 Jawa Barat) untuk mengsimplifikasi penanganan pandemi COVID-19.

Pria lulusan pascasarjana University of California (UC) Berkeley itu menuturkan bahwa pendekatan baru untuk membangun desa harus melibatkan pemuda, bukan hanya digitalisasi.

"Saya mengajak anak-anak muda Jawa Barat untuk bergabung dalam program Petani Milenial. Kami bantu dari segi pembiayaan lewat Bank BJB setelah hasil panen siap, komoditas tani dibeli oleh BUMD, bahkan kami bantu juga segi pemasaran melalui e-commerce," tuturnya.

Menurut dia, masa depan sudah berganti, tidak semua orang harus hidup di kota untuk menjadi sukses dan bermanfaat.

"Tinggal di desa, rezeki kota, bisnis mendunia, itu yang menjadi slogan kami," kata Ridwan Kamil yang juga sebagai Distinguished Fellow BOSF itu.

Sebagai tuan rumah Kuliah Umum BOSF Kedua, Ketua Dewan Penasehat School of Government and Public Policy (SGPP) – Indonesia, Gita Wirjawan menyampaikan apresiasi kepada Gubernur Jawa Barat untuk inovasi-inovasi yang telah dikerjakan.

Ia menyoroti tiga hal kepemimpinan Ridwan Kamil, yakni: Pertama, peran digitalisasi untuk memperkuat ekonomi; Kedua, meningkatkan taraf sosial ekonomi masyarakat Jawa Barat; Ketiga, membangun berbagai infrastruktur keras maupun lunak untuk mendorong kemajuan Provinsi Jawa Barat.

Sementara itu, President of Sampoerna University Dr. Marshall Schott selaku mitra BOSF di Indonesia mengatakan bahwa kemitraan ini merupakan kolaborasi strategis bagi Sampoerna University guna meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya membangun Indonesia dari desa. Dengan demikian, tidak hanya terlarut dalam hiruk pikuk kehidupan urban dan melupakan masyarakat desa.

"Kebijakan publik adalah elemen yang sangat penting untuk dipelajari generasi muda yang akan menjadi pemimpin pada masa depan," tuturnya.

Baca juga: Gubernur Jawa Barat wisuda 4.095 petani milenial berhasil
Baca juga: Ridwan Kamil harap pabrikan otomotif produksi bus listrik

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2023