Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah saat ini sedang melakukan pendekatan dengan pengelola peternakan sapi Tapos di Bogor untuk bersama-sama mengembangkan peternakan sapi yang nantinya diharapkan bisa menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi impor dari luar negeri. "Tapos nanti akan dijadikan pusat pembibitan. Saat ini proses kerjasama sedang berlangsung, dan diharapkan dalam waktu dekat sudah selesai," kata Menteri Koperasi dan UKM Suryadharma Ali di Jakarta, Senin. Menteri menjelaskan, dipilihnya kerjasama dengan pengelola peternakan sapi Tapos dalam pembibitan tersebut, karena Tapos dinilai telah berpengalaman dalam pembibitan dan penggemukan, dan memiliki tenaga ahli di bidang tersebut. Selain itu, Tapos juga telah memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Selain di Tapos, katanya, pemerintah membuat sentra peternakan dan pengemukan sapi di Makasar. Pemerintah akan bekerjasam dengan pihak Universitas Hasanuddin, Makasar. Universitas negeri ini dinilaimemiliki kemampuan dalam pengembangan peternakan sapi. Menteri juga mengatakan bahwa pengembangan peternakan sapi ini sangat penting mengingat selama ini Indonesia masih mengimpor sapi dari luar negeri dengan jumlah besar, seperti dari Australia. "Selama ini lebih dari 120.000 ton per tahun di impor dar luar negeri," katanya. Pihak Kementerian Koperasi (Kemenkop) dan UKM sebelumnya juga telah menyerahkan bantuan sapi sebanyak 860 ekor senilai Rp3,5 miliar ke Sragen, Karang Anyar dan Wonogiri. Sapi sebanyak itu dibagi masing-masing sebanyak 360 ekor untuk Karang Anyar, 300 ekor untuk Sragen dan 200 ekor untuk Wonogiri. Menurut Menteri, bantuan sapi ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengurangi pengangguran dan kemiskinan di daerah tersebut. "Tiga kabupaten di Jawa Tengah itu, selama ini menjadi pemasok sapi potong terbesar untuk keperluan Jakarta," katanya. Sementara itu Deputi Bidang Produksi Kemenkop dan UKM Muzni HA Djalil menambahkan, bantuan sapi tersebut bukan merupakan bantuan cuma-cuma. Tetapi. merupakan bantuan modal atau dana bergulir yang harus dipertanggung jawabkan. Bantuan itu dikelola oleh koperasi dengan sistem semacam bagi hasil. Untuk jenis sapi ternak, peternak akan mendapatkan hasil dari penjualan anak sapi. Sementara jenis sapi perah, bagi hasilnya dari penjualan susu sapi tersebut.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006