Jakarta (ANTARA) - PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMAN) akan segera melangsungkan penawaran umum perdana saham atau IPO dengan mematok harga penawaran awal Rp1.650 hingga Rp1.775 per saham, dan mengincar dana sebesar Rp12,93 triliun.
Presiden Direktur AMMAN Alexander Ramlie dalam Investor Gathering di Jakarta, Rabu, menjelaskan masa penawaran awal atau book building AMMAN dilaksanakan mulai hari ini, 31 Mei 2023 hingga 16 Juni 2023 mendatang.
Dia melanjutkan perseroan merencanakan masa penawaran umum pada 28 Juni hingga 3 Juli 2023, dan rencananya secara resmi akan mencatatkan saham di Papan Perdagangan Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) menggunakan kode saham AMMN.
AMMAN menawarkan sebanyak-banyaknya 7,28 miliar lembar saham baru yang merupakan Saham Biasa Atas Nama dengan nilai nominal Rp125 setiap saham, atau sebanyak-banyaknya sebesar 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.
Dalam aksi korporasi ini, perseroan menunjuk PT BNI Sekuritas, PT CLSA Sekuritas Indonesia, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, serta PT Mandiri Sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek atau Joint Lead Underwriters.
“Sebagian besar dana hasil IPO akan digunakan oleh perseroan untuk kegiatan pengembangan usaha,” ujar Alexander.
Hingga akhir Desember 2022, cadangan bijih AMMAN untuk Batu Hijau dan Elang sesuai Joint Ore Reserves Committee (JORC Code 2012) sebesar 17,12 miliar pon tembaga dan 23,2 juta ons emas.
AMMAN melalui anak usahanya yaitu PT Amman Mineral Industri (AMIN) akan membangun smelter berkapasitas input awal 900.000 ton konsentrat tembaga per tahun, yang nantinya, smelter ini akan mengolah konsentrat tembaga dari tambang Batu Hijau dan proyek Elang.
"Smelter akan menghasilkan 222.000 ton katoda tembaga, 830.000 ton asam sulfat (dengan konsentrasi 98,0 persen). Lalu untuk Pemurnian Logam Mulia akan menghasilkan 18 ton emas batangan (dengan kemurnian emas 99,9 persen), 55 ton perak batangan (dengan kemurnian perak 99,9 persen), dan logam mulia lainnya,” ujar Alexander.
Sebagai prinsip pembangunan berkelanjutan, AMMAN mengoperasikan PLTS terbesar di Indonesia saat ini untuk operasional pertambangan, dengan kapasitas puncak 26,8 Megawatt sejak Juni 2022.
Dengan PLTS tersebut, Alexander menyebut perseroan dapat berkontribusi mengurangi emisi CO2 hingga 40.000 ton per tahun, serta peningkatan produktivitas dan efisiensi haul truck juga dapat menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 30 persen.
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023