Tokyo (ANTARA) - Drama ketoprak berjudul “Sekar Pembayun” yang disutradarai Bambang Paningron dipentaskan untuk pertama kalinya di Tokyo, Jepang, pada Selasa (30/5).
Pergelaran seni tradisional Jawa itu ditampilkan selama dua hari pada 30-31 Mei 2023 di Theater X, Tokyo, mulai pukul 19.30 waktu setempat.
“Sekar Pembayun” menceritakan kisah Panembahan Senopati sebagai Raja Mataram yang termasyhur pada abad ke-16.
Menurut Bambang, kisah itu diangkat karena merupakan cerita sangat terkenal di Yogyakarta dan menggambarkan entitas budaya di sana. Bahkan tokoh-tokoh dalam lakon itu dimakamkan di daerah istimewa itu.
“Ini cerita yang paling kuat karena membawa semangat Yogyakarta. Tidak ada cerita yang lebih penting dari cerita ini di Yogyakarta,” katanya.
Menurut dia, cerita itu sungguh tragis karena seseorang rela mempertaruhkan apa pun, termasuk anak kandungnya, demi kekuasaan.
Dia mengaku tidak ingin hanya menampilkan intrik dan politik kekuasaan, tetapi juga memberikan pesan bahwa sejarah masa lalu memiliki pengaruh besar pada suatu bangsa.
Kebencian dan dendam tidak semestinya muncul pada generasi-generasi masa depan, kata Bambang.
Untuk itu, kata dia, pertunjukan dikemas dalam 45 menit dan tidak hanya menampilkan beragam adegan, tetapi juga diiringi tembang dan tarian.
Selain memberikan hiburan yang tidak terlalu berat, pertunjukan itu juga diharapkan agar penonton Jepang bisa memahami alur cerita yang dituturkan dalam Bahasa Jawa.
Dia mengatakan “Sekar Pembayun” baru dipentaskan di Jepang dan belum ditampilkan di Indonesia.
Menurut Bambang, tujuan pertunjukan itu adalah berbagi entitas budaya yang berbeda dengan budaya Jepang.
“Sebenarnya, kami tidak memiliki ekspektasi macam-macam. Selama kita bisa mementaskan ini, ini sudah bagus. Soal diterima atau tidak, itu bukan urusan kami. Pasti ada yang paham, menerima, atau (ada juga yang) enggak paham. Kami sudah senang dengan bisa tampil,” katanya.
Pertunjukan yang dipersiapkan hanya tiga bulan itu, menurut dia mendapat antusiasme dari penonton yang sebagian besar warga Jepang.
Banyak di antara penonton merupakan pekerja seni di bidang tari, peran dan lainnya.
Ketoprak “Sekar Pembayun” melibatkan dua koreografer (Galuh Setyarini dan Andhi Setiawan), tiga penari (Vita Rosanti, RR Bernadetta, Tirza Yoga), lima aktor (Brian Dhita, Damar Tri, Suyanto, Indarto, Arya Adhitya), pengatur panggung (Dionisius Aryo).
Baca juga: KBRI Tokyo pastikan tidak ada WNI dideportasi terkait Shinkansen
Baca juga: Dubes: Bintang Jasa Jepang bukti kepercayaan kepada Indonesia
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023