Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto mengatakan internal partainya merespons baik tawaran Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto untuk berduet dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) pada Pilpres 2024.
"Dalam rapat seminggu kemarin PAN menawarkan nama koalisi baru atau nama calon baru yaitu Airlangga-Zulkifli Hasan, dan ini direspon baik oleh internal partai," kata Yandri di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu.
Untuk itu, kata dia, pihaknya tengah mengevaluasi terkait kemungkinan duet Airlangga-Zulhas untuk ditampilkan sebagai salah satu kontestan pada Pilpres 2024.
Meski demikian, Yandri mengatakan bahwa PAN masih terus menjalin komunikasi dengan sejumlah partai politik lain, baik itu dilakukan oleh ketua umum, sekretaris jenderal, maupun elite partai lainnya.
"Tetapi komunikasi dengan Gerindra dengan PDIP dan PKB, dan partai-partai lain terus kami lakukan, walaupun terkadang tidak kami ekspos," ucapnya.
Dia menyebut, tawaran duet Airlangga-Zulhas itu mencuat di antara arah dukungan yang akan diberikan PAN untuk mengusung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto atau Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (capres), serta Menteri BUMN Erick Thohir sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres).
"Saya tegaskan kembali sudah sering saya sampaikan, PAN itu antara Ganjar dan Prabowo, dan calon wakil presiden adalah Erick Thohir," ujarnya.
Yandri pun menyebut keputusan terkait penentuan arah dukungan yang akan diberikan PAN pada Pilpres 2024 akan segera diumumkan dalam waktu dekat.
"Jadi apakah mau ke Ganjar atau Prabowo, atau maju sendiri. Nah, ini yang belum diputuskan, dalam hal ini diserahkan kepada ketua umum dan rencananya akan dilaksanakan dalam waktu dekat," kata dia.
Dia mengatakan keputusan terkait bakal capres-cawapres tersebut akan diserahkan kepada Zulhas selaku Ketua Umum PAN, sebagaimana yang menjadi mandat rapat kerja nasional (Rakernas) partainya.
"100 persen hanya ketua umum siapa yang akan diputuskan nanti," imbuhnya.
Sebelumnya, duet Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden mencuat pascakeduanya bertemu di sela acara pertemuan tingkat menteri APEC di Detroit, Amerika Serikat, Kamis (25/5).
Meski tanpa PPP yang menyatakan dukungan kepada Ganjar Pranowo, Golkar dan PAN bisa mengusung sendiri pasangan calon presiden/wakil presiden. Jumlah kursi kedua parpol ini adalah 129 kursi atau 22,43 persen dari total kursi di parlemen.
Partai Golkar sendiri saat ini memiliki total kursi di parlemen 85 kursi (14,78 persen), sedangkan PAN memiliki 44 kursi (7,65 persen).
Sesuai dengan jadwal, pendaftaran bakal pasangan calon presiden dan wakil presiden pada tanggal 19 Oktober sampai dengan 25 November 2023.
Berdasarkan UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang penuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau 25 persen dari suara sah secara nasional pada Pemilu Anggota DPR RI 2019.
Saat ini ada 575 kursi di parlemen sehingga pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI. Bisa juga pasangan calon diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara.
Baca juga: Waketum PAN: Zulhas akan temui Airlangga dan Mardiono bahas pilpres
Baca juga: LSI Denny JA sebut Airlangga diuntungkan isu ekonomi di bursa cawapres
Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2023