subsidi insentif motor listrik harus tepat sasaran, sosialisasinya harus ditingkatkan untuk masyarakat yang memang benar-benar tertarikJakarta (ANTARA) - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid menyebutkan industri motor listrik di Indonesia mampu berkembang dengan sosialisasi dan insentif yang tepat sasaran.
Arsjad menyampaikan bahwa membangun ekosistem kendaraan listrik tidak bisa dilakukan secara instan, perlu adanya sosialisasi dan edukasi terkait dengan teknologi, kualitas dan pengurangan emisi karbon.
"Saya kira subsidi insentif motor listrik harus tepat sasaran, sosialisasinya harus ditingkatkan untuk masyarakat yang memang benar-benar tertarik. Ini membangun ekosistem baru yang akan membangun industri besar juga," ujar Arsjad ditemui saat Forum Bisnis Indonesia-Arab Saudi di Jakarta, Selasa.
Ia mengakui saat ini peminat motor listrik belum terlalu banyak, lantaran saat masuk pertama kali di Indonesia kualitasnya yang dianggap kurang bagus namun harga jual yang cukup tinggi. Akibatnya, masyarakat yang enggan untuk membeli.
Menurut Arsjad, kualitas motor listrik sudah semakin canggih secara teknologi. Ditambah lagi, motor listrik lebih hemat dibandingkan dengan motor biasa karena tidak menggunakan BBM.
Baca juga: Bank Mandiri-Volta perkuat kolaborasi layanan pembelian motor listrik
Baca juga: Luhut tegaskan tidak ada uang negara buat insentif mobil listrik
"Kalau sekarang ini enggak ya, karena yang datang itu yang bagus-bagus produksi kelas dunia, punya teknologi baik. Kedua itu kebiasaan, nanti akhirnya akan sadar kendaraan listrik itu lebih murah dibandingkan dengan kendaraan biasa. Ini masalah edukasi," kata Arsjad.
Ia berharap pemerintah dapat terus menyosialisasikan insentif kendaraan listrik. Sebab, upaya ini dinilai dapat mempercepat target emisi nol karbon pada 2060.
Selain itu, tingginya minta masyarakat terhadap motor listrik dianggap dapat memberikan dampak pada industri kecil dan menengah.
"Saya yakin industri dalam negeri bisa berkembang. Motor listrik itu udah berapa perusahaan dalam negeri yang buat, contoh Alfa, sudah 100 persen Indonesia kecuali baterai kalau baterai sudah di Indonesia jadi 100 persen Indonesia dan dampaknya bakal ke industri kecil, industri kecil bisa ikutan karena itu ekosistem," ujar Arsjad.
Baca juga: AISMOLI: Penjualan sepeda motor listrik capai 48 ribu unit
Baca juga: Kadin: Program insentif dukung RI jadi raksasa kendaraan listrik
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023