Mengintegrasikan data smartwatch ke dalam perawatan klinis dan rekam medis elektronik dapat memberikan pandangan yang lebih komprehensif tentang kesehatan seseorang dan melengkapi data klinis rutin.
Ruhi memastikan hal ini dapat mengarah pada keterlibatan pasien atau klien yang lebih baik dalam perawatan diri dan peningkatan efisiensi perawatan kesehatan dengan mengotomatiskan beberapa proses diagnostik.
Namun, menurut studi yang diterbitkan dalam Future Internet tersebut, kekhawatiran seputar interpretasi analisis data jam tangan pintar dan potensi peningkatan beban kerja terkait, merupakan hambatan untuk mengintegrasikan data jam tangan pintar ke dalam alur kerja.
Meski demikian, penelitian Ruhi bertujuan untuk merancang bersama, mengembangkan, dan mengevaluasi prototipe alat pemantauan kesehatan menggunakan analitik data smartwatch guna membantu profesional perawatan kesehatan dalam pengambilan keputusan klinis.
Ruhi yang ditemani rekan Dr. Fernando Beltran dan Dr. Rebecca Meiring, termotivasi untuk melakukan proyek penelitian setelah menyaksikan perjuangan industri perawatan kesehatan dan berpikir tentang peran teknologi kesehatan digital yang berpotensi membantu mengurangi beban kerja dan mendukung perawatan pasien.
Menurut dia, wearable dari Fitbit, Apple, dan Samsung tersedia secara komersial, dan beberapa tidak terlalu mahal. Seiring waktu, dengan kemajuan teknologi sensor, peningkatan akurasi dan keandalan data jam tangan pintar diharapkan meningkat.
"Juga, dengan peningkatan pada mesin algoritme pembelajaran dan kemungkinan peran perawatan kesehatan baru, perangkat yang dapat dikenakan memiliki potensi untuk mengubah model perawatan kesehatan kita dari reaktif menjadi proaktif dan preskriptif," demikian penjelasan Ruhi.
Baca juga: Youtube Music kini dukung pemutaran "podcast" di Wear OS
Baca juga: Olike Horizon W12 S dan W12 C meluncur dengan fitur lebih mutakhir
Baca juga: Suunto 5 Peak meluncur untuk tunjang olahraga dan kesehatan
Penerjemah: Siti Zulaikha
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2023