Leverkusen (ANTARA News) - Pada 2002, pelatih Korea Selatan (Korsel) asal Belanda Guus Hiddink berhasil membawa tim negeri gingseng yang pada waktu itu tidak terkenal lolos ke semifinal Piala Dunia.
Empat tahun kemudian, rekan senegara Hiddink, Dick Advocaat akan membuktikan apakah ia mampu membawa Korsel merebut hasil yang sama atau lebih buruk, setidaknya pada pertandingan pembuka Grup G melawan Togo, Selasa (13/6).
Dengan dukungan penuh dari penonton tuan rumah, Korsel menjadi tim Asia pertama yang berhasil lolos ke babak empat besar setelah menyingkirkan raksasa sepakbola seperti Italia, Spanyol dan Portugal.
Satu-satunya tim yang mampu menggagalkan usaha mereka melaju ke final adalah Jerman yang memang terkenal dengan permainan yang sangat terorganisir dan pemain dengan kondisi fisik prima.
Namun, masih ada keraguan yang menyelimuti usaha mereka pada Piala Dunia Jerman, ketika mereka harus bertanding di tanah Eropa. Korsel pun mengaku tidak akan puas jika hanya bisa lolo ke babak kedua.
"Kami ingin menunjukkan bahwa hasil yang kami capai empat tahun lalu bukan hanya kebetulan semata," kata striker Seol Ki-hyeon.
"Beban kami memang lebih berat dibanding empat tahun lalu. Pada waktu itu, kami belum pernah memenangi satupun pertandingan sebelum Piala Dunia 2002 namun melaju ke semifinal.
"Togo, Swiss dan Perancis bukanlah lawan yang mudah dikalahkan tetapi kami akan bisa mengalahkan mereka. Kami merasa sangat yakin."
Togo pun sebenarnya memiliki kondisi yang hampir serupa dengan Korsel, demikian Reuters.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006