Monrovia (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terus memantau situasi terakhir di Mesir dan sampai saat ini tetap pada posisi untuk menghadiri KTT Organisasi Konferensi Islam (OKI) di Kairo sesuai jadwal pada 5-6 Februari 2013.
"Kami berharap situasi aman di Kairo. Jika ada keadaan darurat, tentu akan merespon," katanya dalam keterangan pers dengan wartawan di Monrovia, Liberia, Sabtu dini hari waktu Indonesia.
Menurut Presiden, Kairo belum memberikan penjelasan tentang kondisi dan situasi yang sebenarnya sehingga tidak ada informasi mengenai penundaan jadwal KTT yang bakal dihadiri sekitar 50 kepala negara dan kepala pemerintahan anggota OKI.
"Kalau saya sebagai presiden dan saya mengadakan perhelatan, saya akan menjamin kemanannya," kata Presiden, didampingi Menlu Marty Natalegawa dan sejumlah menteri kabinet.
Jika situasi tidak kondisif, SBY mengerti KTT OKI itu ditunda. "Tidak menyalahkan siapa-siapa. Yang penting tujuan dari KTT OKI tercapai, kalau ada sesuatu yang mengganggu tujuan itu, saya mengerti kalaupun harus ditunda," lanjut Kepala Negara.
Namun, sampai saat ini belum ada penjelasan resmi dari pemerintah Mesir sehingga Presiden meminta Menlu terus berkomunikasi dengan Dubes RI di Kairo dan mengabarkan situasi terakhir Kairo kepada Presiden.
SBY menambahkan, banyak kepala negara akan hadir pada KTT OKI, sementara situasi tidak kondusif di Mesir. Ada tiga provinsi yang diterapkan dalam keadaan darurat. Di Kairo juga mulai terjadi gelombang unjuk rasa.
Pengalaman sewaktu di Thailand, kata Presiden, membuat undangan pertemuan KTT ASEAN terpaksa dihentikan dan sejumlah peserta dievakuasi. SBY waktu itu baru mendarat di Bangkok karena situasi tidak memungkinkan pulang kembali ke Tanah Air.
"Kami berharap situasi aman di Kairo," demikian Presiden SBY.
Rombongan Presiden RI dari Liberia bertolak ke Nigeria, lalu umroh ke Tanah Suci Mekkah dan Madinah. Sebelum kembali ke Tanah Air, Presiden menghadiri KTT OKI di Mesir.
(A017*BAC/C004)
Editor: Copywriter
Copyright © ANTARA 2013