Yogyakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Menristekdikti) Nadiem Anwar Makarim mengapresiasi anggaran pendidikan di Daerah Istimewa Yogyakarta yang dialokasikan mencapai 20 persen dari APBD.
"Alhamdulillah, kami memberikan apresiasi yang besar bahwa benar-benar realisasi alokasi 20 persen APBD untuk pendidikan dilakukan," kata Nadiem saat bertemu Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X di Ndalem Ageng, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Senin.
Menurut Nadiem, tidak semua provinsi di Indonesia mengalokasikan anggaran pendidikan dari APBD, bahkan banyak yang masih menggunakan anggaran pusat untuk pendidikan.
"Tetapi DIY benar-benar menggunakan APBD," ucap Menteri Nadiem.
Baca juga: Nadiem jamin transparansi evaluasi PTKL
Baca juga: Nadiem yakinkan UNESCO agar Indonesia jadi Dewan Eksekutif
Selain alokasi anggaran, Nadiem juga mengapresiasi program khusus di DIY yang mewadahi disabilitas untuk mendapatkan kesetaraan pendidikan.
Ia menegaskan bahwa memberikan kesetaraan atas hak para kaum disabilitas sangat penting.
"Program khusus untuk disabilitas bisa menjadi percontohan untuk daerah-daerah lain. Ini bagus," ujar dia.
Nadiem menuturkan saat ini siswa membutuhkan sistem pendidikan yang mengakomodasi kreativitas dan potensi siswa yang bermacam-macam.
Agar kreativitas siswa terwadahi dengan baik, kata dia, para siswa wajib diberikan kemerdekaan belajar.
Menteri Nadiem juga mengevaluasi proses penyelenggaraan pendidikan di DIY, terutama berkaitan dengan guru penggerak.
Sesuai dengan tujuan diadakan program guru penggerak, dia meminta jabatan kepala sekolah yang kosong agar diisi oleh guru penggerak, meskipun secara usia mereka masih terbilang muda.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraha DIY Didik Wardaya mengatakan akan memasifkan gerakan mengisi kursi kepala sekolah yang kosong dengan guru-guru yang telah lolos sebagai guru penggerak.
Saat ini, menurut dia, ada sekitar 100 orang yang tercatat memiliki status guru penggerak di DIY yang semuanya berada di sekolah negeri.
Sedang untuk swasta, Didik mengimbau para penyelenggaranya untuk melakukan penyesuaian.
"Diharapkan guru penggerak itu menjadi motor pembelajaran di sekolah-sekolah dan diharapkan juga karena ini dalam proses latihan yang panjang, diajari untuk bagaimana melakukan pembelajaran yang bisa menginspirasi, kemudian diharapkan ini bisa dijadikan kepala sekolah ketika ada kekosongan kursi kepala sekolah," kata Didik.*
Baca juga: Nadiem jalin kerja sama bidang pendidikan dengan Britania Raya
Baca juga: Nadiem: Lima kebijakan utama Kampus Merdeka dorong transformasi
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023