Manokwari (ANTARA) - Perempuan paruh baya berkerudung hitam terdiam sejenak. Kedua bola matanya berkaca-kaca. Tangannya menggenggam piagam penghargaan dari Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM), yang diserahkan oleh Penjabat Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw.

Nama perempuan itu Amina Sabuku. Ia lahir di Kampung Ukiara, Distrik Arguni Bawah, Kabupaten Kaimana, pada 12 April 1954. Setelah menikah, Amina bersama suami dan enam anaknya (dua pria dan empat wanita) tinggal di Kampung Bofuwer, Distrik Arguni Atas.

Dalam keseharian, Amina bekerja sebagai penyapu jalan dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kaimana. Pekerjaan itu telah ia lakoni sejak Hasan Ahmad Aituwarauw menjadi caretaker Bupati Kaimana pada 2003, kala Kaimana belum dimekarkan menjadi dua kabupaten yaitu Fafkak.

Upah dari menyapu jalan waktu itu ia terima hanya Rp500 ribu per bulan, kemudian naik menjadi Rp1 juta per bulan ketika Matias Mairuma menjabat sebagai Bupati Kaiman dua periode (2016-2021). Hingga kini pada era Bupati Freddy Thie, upah dari menyapu jalan masih tetap Rp1 juta per bulan.

Terkadang Amina mengaku merasa lelah, namun semangatnya tak pernah luntur. Menyapu jalan, baginya, adalah pekerjaan halal yang harus dijalani demi membiayai enam anaknya bersekolah, dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi.

Pekerjaan menyapu jalan dilakukan mulai Senin-Sabtu, pukul 05.00 WIT. Ada empat kelompok petugas kebersihan dari Dinas Lingkungan Hidup, dan Amina berada dalam kelompok dua.

"Mama (saya, red.) menyapu dari pukul 5 pagi. Kadang ketemu orang mabuk tapi mama baik dengan mereka, jadi mereka tidak ganggu mama," kata Amina Sabuku kepada ANTARA di Manokwari usai menerima penghargaan.

Bermodalkan gaji dari upah menyapu jalan, Amina kemudian membuka usaha kecil-kecilan sembari mengajukan pinjaman di koperasi ketika salah satu anaknya mulai masuk perguruan tinggi.

Amina tidak pernah mengeluhkan besaran gajinya. Ia pinjam koperasi untuk modal usaha, yang cicilannya dibayar dari gajinya.

Amina selalu berpesan agar enam anaknya tetap rendah hati. Perjuangan Amina memang tidaklah mudah karena ia harus berperan sebagai ibu rumah tangga sekaligus penopang perekonomian keluarga lantaran sang suami sudah renta.

Berkat kerja kerasnya, lima anak Amina berhasil menyelesaikan perguruan tinggi di Manado dan Kalimantan. Anak terakhirnya sedang mengenyam pendidikan di pondok pesantren.

Meski begitu, Amina belum berniat meninggalkan pekerjaan menyapu jalan yang telah memberikan rezeki dalam membiayai anak sekolah dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Amina sendiri juga tidak pernah menyangka bakal menerima penghargaan atas dedikasinya turut menjaga kebersihan lingkungan. Penghargaan itu ditandatangani oleh Iriana Joko Widodo, istri Presiden Republik Indonesia. Selain Amina, ada enam perempuan lainnya yang menerima penghargaan tersebut karena dinilai telah berkontribusi membangun daerah di berbagai sektor.

Sebelumnya, Amina juga pernah meraih penghargaan dari Dinas Kesehatan kabupaten setempat karena dinilai sebagai kader yang membanyak membantu dalam peningkatan kualitas kesehatan di wilayah tersebut.

Amina Sabuku merasa terharu setelah menerima piagam penghargaan OASE KIM yang diserahkan oleh Penjabat Gubernur Paulus Waterpauw di Manokwari. ANTARA/Fransiskus Salu Weking

Pemerintah dukung program perempuan

Penjabat Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw mengapresiasi semangat dan dedikasi yang telah ditanamkan oleh ketujuh perempuan Papua. Prestasi mereka akan menjadi inspirasi bagi seluruh perempuan Papua lainnya di wilayah tersebut.

Penghargaan dari OASE KIM bukan hanya untuk menghormati mereka secara individu, tetapi juga dapat menginspirasi seluruh masyarakat Papua Barat agar terus berusaha menjadi yang terbaik dan menghasilkan perubahan positif di lingkungan masing-masing.

Pemerintah provinsi berkomitmen mendukung dan memfasilitasi program kerja kaum perempuan yang turut berkontribusi dalam menyukseskan program pembangunan daerah di berbagai sektor. Secara pribadi, Waterpauw juga memberikan bantuan keuangan kepada tujuh mama inspiratif itu.

“Mama-mama yang terima penghargaan ini, sampaikan kepada perempuan di Papua Barat untuk jangan malas, putus asa, kecil hati, minder, dan malu. Lakukan yang terbaik, Pemerintah akan mendukung,” pesan Waterpauw.

Diseleksi Dirjen Otda

Berdasarkan surat Nomor:100.1.1/3570/OTDA dari Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri terdapat tujuh nama perempuan yang mendapat penghargaan di masing-masing bidang, yakni bidang pendidikan Marietje Parinussa dari Manokwari Selatan dan Monika Mogab dari Kabupaten Fakfak, Bidang kesehatan yakni Yubelina Ullo dari Pegunungan Arfak dan Yustina Asmoro dari Teluk Bintuni. Kemudian bidang lingkungan hidup Amina Sabuku, dan bidang pertanian Feki Lisbeth Baab dari Manokwari.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Papua Barat Elsina Sesa menjelaskan ada sejumlah perempuan yang dikirim berdasarkan rekomendasi dari masing-masing bupati untuk diseleksi oleh Direktur Jenderal Otonomi Daerah (Dirjen Otda) Kementerian Dalam Negeri di Jakarta, sebagai panitia seleksi tingkat pusat tahun 2023. Dari sekian nama yang dikirim, Dirjen Otda memilih tujuh perempuan dari tujuh kabupaten di Provinsi Papua Barat

Sebelum pemekaran Papua Barat menjadi Papua Barat Daya, penerimaan penghargaan OASE KIM tahun 2022 diwakili oleh perempuan asal Kabupaten Tambrauw.

Penghargaan tersebut menunjukkan Pemerintah memberi apresiasi kepada warga negara yang telah mengabdikan dirinya kepada masyarakat. Siapa pun itu.





Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2023