Peshawar, Pakistan (ANTARA News) - Seorang pembom bunuh diri, yang menarget masjid Syiah di Pakistan baratlaut, menewaskan 19 orang dan mencederai puluhan lagi ketika jemaah selesai sholat Jumat, kata pejabat.

Pembom meledakkan bom di sepeda motor di jalan sempit masjid penuh jemaah Syiah dan Sunni di kota Hangu, serangan berdarah terkini di negara tempat kekerasan meningkat.

"Itu adalah serangan bunuh diri yang ditargetkan pada warga Syiah tetapi juga Sunni menjadi korban karena masjid mereka dan beberapa toko juga sangat dekat dengan lokasi itu," kata komandan polisi distrik itu Mian Muhmmad Saeed kepada AFP.

"Kami melihat kepala dari pembom itu, yang datang ke lokasi itu menggunakan sepda motor," katanya, menyebut jumlah korban setidaknya 19 orang tewas dan 33 lainnya cedera.

Polisi mengatakan bom itu meledak ketika para jamaah Syiah meninggalkan masjid setelah sholat dan warga Sunni sedang memasuki masjid mereka itu untuk mendengar khotbah utama mingguan.

Hangu telah lama menjadi tempat rawan aksi kekerasan terhadap minoritas Syiah, yang merupakan sekitar 20 persen dari 180 juta jiwa penduduk Pakistan.

Tempat itu dekat dengan daerah suku semi-otonomi di perbatasan Afghanistan di mana Taliban dan kelompok garis keras yang punya hubungan dengan Al Qaida memiliki pangkalan-pangkalan.

"Masjid-masjid Syiah dan Sunni saling berdekatan, dan ledakan itu terjadi ketika para jamaah Syiah meninggalkan masjid mereka dan warga Sunni memasuki masjid mereka untuk sholat Jumat," kata pejabat polisi Imtiaz Shah.

Tidak ada segera yang mengklaim bertanggung jawab.

Pada 10 Januari, satu serangan bunuh diri kembar menewaskan 92 warga Syiah dari masyarakat etnik Hazara di kota Quetta di barat daya-- serangan tunggal paling banyak menelan korban jiwa bagi warga Syiah di Pakistan.

Kelompok Sunni paling ekstrim Lashkar-e-Jhangvi, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

Kelompok itu yang punya hubungan dengan Al Qaida dan Taliban Pakistan, melakukan pemberontakan terhadap pemerintah sejak tahun 2007.

Kelompok hak asasi manusia Human Rights Watch (HRW) mengatakan pihaknya mencatat satu peningkatan tajam dalam pembunuhan terhadap minoritas agama di Pakistan tahun 2012, yang disebutnya tahun paling berdarah dalam catatan Syiah, dengan lebih dari 400 orang tewas akibat serangan-serangan yang ditargetkan.

Para aktivis menuduh pemerintah gagal melindungi warga Syiah dan mengatakan para pelaku beroperasi tanpa dihukum karena pihak pengadilan gagal menghukum mereka.

Krisis hak ssasi manusia Pakistan memburuk tahun 2012 dengan minirotas-minoritas agama dibunuh dan ditekan," kata Ali Dayan Hassan, direktur HRW untuk Pakistan dalam laporan tahunan kelompok itu.

"Pemerintah perlu melindungi dan bertindak segera untuk masyarakat yang gampang diserang seperti Hazara, atau berisiko dibunuh," tambahnya.

(H-RN/B002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013