Cirebon (ANTARA) - Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mendata luas lahan tebu milik petani di daerah itu terus mengalami peningkatan bila dibandingkan tahun sebelumnya, hal ini dipengaruhi harga gula naik dan juga dioperasikan kembali PG Sindanglaut.
"Luas tanaman tebu tahun 2023 yaitu 4.697 hektare(ha) mengalami kenaikan seluas 531 ha dibandingkan pada tahun 2022 yakni seluas 4.166 ha," kata Kepala Bidang Hortikultura dan Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon Durahman J Supena di Cirebon, Senin.
Durahman mengatakan peningkatan luas lahan tebu milik petani, setelah adanya kepastian harga gula, sehingga petani kembali semangat untuk menanam komoditastersebut.
Menurutnya tiga tahun lalu, komoditas tersebut terus mengalami penurunan minat petani, hal ini dikarenakan harga gula yang terus murah ketika musim giling, sehingga banyak dari petani tebu beralih menanam komoditas lainnya.
Selain itu, juga dipengaruhi tutupnya Pabrik Gula (PG) Sindanglaut, padahal pabrik tersebut merupakan penampung utama hasil tebu rakyat.
"Kenaikan luasan lahan tebu terjadi karena naiknya harga jual gula kristal putih dari Rp10.500 per kilogram menjadi Rp11.500 per kilogram. Selain itu diaktifkannya kembali PG Sindanglaut," tuturnya.
Sementara itu Mae Azhar, salah petani tebu asal Sindanglaut, Kabupaten Cirebon mengatakan saat ini nasib petani tebu sedang baik, karena harga gula cukup tinggi, sehingga petani dapat keuntungan.
Untuk itu lanjut Mae Azhar, petani kembali bersemangat untuk menanam tebu, dan harapannya kondisi tersebut terus terjaga, jangan sampai ketika masa giling ada gula impor yang masuk dan mempengaruhi harga gula petani.
"Tahun ini petani tebu sedang senang, karena harga gula termasuk tinggi, jadi harapannya ini bisa terus terjaga," kata Azhar.
Baca juga: APTRI Jabar sebut luas areal lahan tebu petani meningkat
Baca juga: Perluasan lahan tebu menuju terwujudnya swasembada gula
Baca juga: Revitalisasi pabrik gula mesti dengan pemutakhiran teknologi
Baca juga: Industri gula nasional masih bisa bangkit
Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023