Yogyakarta (ANTARA News) - Luncuran awan panas dari Gunung Merapi (2.965 mdpl) pada Senin pukul 00.00 - 06.00 WIB hanya terjadi 6 kali, tetapi hanya teramati satu kali dari pos pengamat Deles, Jawa Tengah, dengan jarak luncur 3,5 km mengarah ke hulu Kali Gendol.
Menurut Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Senin, frekuensi luncuran awan panas itu menurun jika dibandingkan dengan Sabtu (10/9) yang mencapai 43 kali pada periode waktu yang sama.
Sedangkan guguran lava pijar pada Senin pukul 00.00 - 06.00 WIB terjadi 41 kali ke hulu Kali Krasak dengan jarak luncur maksimum 2 km, 36 kali ke hulu Kali Gendol dengan jarak luncur 1,5 km dan 4 kali ke hulu Kali Sat dengan jarak luncur 2,5 km.
Hasil rekaman Seismograf menunjukkan terjadi gempa guguran 69 kali, sedangkan gempa tektonik tidak terjadi.
Sebelumnya pada Minggu, 11 Juni, Merapi meluncurkan 20 kali awan panas, serta tercatat 299 kali gempa guguran dan 10 kali gempa tektonik.
Luncuran awan panas tersebut mengarah ke hulu Kali Gendol dengan jarak luncur maksimum 4 km, sedangkan guguran lava pijar mengarah ke hulu Kali Krasak, Bebeng, Sat Gendol dan Boyong, tetapi dominan ke hulu Kali Krasak sebanyak 150 kali dengan jarak luncur maksimum 3 km.
Selain itu, dilaporkan terjadi hujan abu tipis di sekitar pos Babadan pada pukul 03.07 hingga 04.55 WIB. Hujan abu juga terjadi di Yogyakarta pada malam hari
Gunung Merapi yang terletak di perbatasan wilayah DIY dan Jawa Tengah itu sejak 13 Mei 2006 ditetapkan berada dalam status "awas". (*)
Copyright © ANTARA 2006