Minat wisatawan mancanegara berkunjung ke Indonesia terus meningkat, tercermin dari kenaikan jumlah turis yang masuk melalui pintu masuk utama ke Indonesia
Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia selama tahun 2012 mencapai 8,04 juta orang, naik 5,16 persen dibanding kunjungan 2011 yang mencapai 6,75 juta orang.
Kepala BPS Suryamin, di Jakarta, Jumat, mengatakan meskipun peningkatan tidak terlalu tinggi namun harus diakui bahwa kenaikan jumlah wisman mencerminkan Indonesia tetap menjadi salah satu negara tujuan wisata dunia.
Peningkatan kunjungan wisata ini juga didorong terjaganya situasi yang kondusif di dalam negeri.
Selama 2012, wisatawan asing yang paling banyak berkunjung ke Indonesia yaitu berasal dari Singapura yang mencapai 1,27 juta orang, disusul warga negara Malaysia sebanyak 1,13 juta orang.
Selanjutnya, turis asal Australia sebanyak 909.176 oran, turis China 618.223 orang dan Jepang 445.066 orang.
"Turis asal Singapura masih tetap yang tertinggi, disusul Malaysia dan Australia. Namun yang perlu dicatat adalah jumlah turis asal China mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 25,39 persen dibanding tahun 2011," kata Suryamin.
Adapun pintu masuk utama para turis berkunjung ke Indonesia, terbesar melalui Bandara Ngurah Rai yang mencapai 2,9 juta orang, disusul Bandara Soekarno-Hatta 2,05 juta orang, Batam 1,22 juta orang, Tanjung Uban 336.547 orang, Polonia 206.845 orang, dan Juanda 197.776 orang.
Ia menambahkan, berdasarkan survei PES 2012 Kemenparekraf, rata-rata pengeluaran turis asing pada setiap kunjungan ke Indonesia pada tahun 2012 sebesar 1.133,81 dolar AS meningkat 1,39 persen dibanding tahun 2011 sebesar 1.118,26 dolar AS.
Sedangkan lama tinggal di Indonesia mencapai 7,7 hari, dengan tingkat pengeluaran per hari sekitar 147,22 dolar AS.
Dengan demikian, ujar Suryamin, perkiraan penerimaan devisa dari arus turis asing ke Indonesia selama 2012 berkisar 9,1 miliar dolar AS, meningkat 5,81 persen dibanding tahun 2011 yang hanya 8,6 miliar dolar AS.
"Untuk itu pemerintah harus lebih jeli bagaimana jumlah wisman terus meningkat dari waktu ke waktu, karena potensi devisa yang didatangkan cukup tinggi seperti dari biaya penerbangan, penginapan, restoran, transportasi lokal, hingga belanja souvenir," katanya.
Ia juga menekankan perlunya upaya terus menjaga keamanan dan kenyamanan para turis selama berada di di Indonesia.
"Tingkat keamanan harus terjamin, demo dilakukan secara tertib. Kalau aksi unjuk rasa berlangsung tertib bukan tidak mungkin wisatawan asing malah ingin tahu dan melihat lebih dekat apa yang menjadi aspirasi para pendemo," ujarnya.
(R017)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013