London (ANTARA News) - Menteri Komunikasi dan Informatika, Sofyan Djalil, mengatakan bahwa demokrasi di Indonesia berkembang cepat sekali, sehingga terjadi kebebasan yang luar biasa yang menimbulkan pepatah "sekali merdeka, merdeka sekali". Akibatnya banyak orang merasa dapat mengekspresikan dirinya secara bebas, ujarnya, pada acara ramah tamah dengan Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Inggris dan Republik Irlandia, Marty M Natalegawa, beserta istrinya, Sranya Natalegawa, serta pejabat di lingkungan KBRI di KBRI London, Minggu malam. Dalam paparannya mengenai perkembangan yang terjadi di tanah air, Sofyan mengatakan bahwa demokrasi di Indonesia sudah jauh sekali, sehingga banyak orang yang menyalahartikan demokrasi itu sendiri. Untuk masa datang, idealnya demokrasi harus diikuti dengan pelaksanaan perundang-undangan atau "rule of law" yang akan memberikan manfaat kepada bangsa Indonesia, ujar menteri yang akan mengadakan perjalanan dinas ke Swedia dan Hungaria berserta istri Ratna Megawangi. Dikatakannya demokrasi akan berkembang dan maju apabila diikuti dengan sistem perundang-undangan. Namun pada saat ini di beberapa daerah, demokrasi justru disalahartikan seperti dalam pemilihan kepala daerah dimana yang tidak terpilih justru melakukan pengrusakan. "Orang Indonesia siap menang, namun tidak siap kalah," ujarnya. Hal seperti ini, tidak boleh dibiarkan dan hukum harus ditegakkan, ujar Doctor of Philosophy (Ph.D) bidang studi Internasional Financial dan Capital Market Law dan Policy di The Fletcher School of Law and Diplomacy Tufts University Medford, Massachussets, AS, itu. Dikatakannya pemerintah terus berupaya menegakkan dan memperbaiki sistem perundang-undangan dan melakukan pemberantasan korupsi. "Tidak ada satu negara pun yang seserius Indonesia dalam menegakkan pemberantasan korupsi," ujar sarjana hukum, Fakultas Hukum Universitas Indonesia itu. "Mana ada di negara lain menteri masuk penjara, anggota DPR dan gubernur serta jenderal polisi masuk penjara," ujarnya, sambil mengatakan apabila ada orang yang ditangkap dan di penjara, maka hal itu menjadi indikator dalam memberantas korupsi dan meningkatkan pemerintahan yang bersih dan maju. Menurut Menteri, pemerintahan yang bersih merupakan persyarakat bagi Indonesia menjadi negara maju. Namun ternyata banyak proyek pemerintah tidak jalan, karena banyak orang takut menjadi pimpinan proyek atau pimpro. Dalam kunjungan ke Inggris pada kesempatan perjalanan dinas ke Swedia, dan Hongaria, Menteri ditemani Alexander Rusli Ph.D, staf khusus menteri dan Direktur PT Exelcomindo Pratama TBK, Rudiantara, untuk menjajaki kerjasama Pro XL dengan Vodafon. (*)
Copyright © ANTARA 2006