Persoalan terbesar berinvetasi di Indonesia, juga beberapa negara lain, adalah korupsi, birokrasi yang besar, dan bidang politik."
Munchen (ANTARA News) - Pelaku industri peralatan konstruksi dan mesin pertambangan Jerman mengeluhkan praktik korupsi ketika akan berinvestasi di negara lain, termasuk di Indonesia.
Managing Director Asosiasi Perusahaan Mesin Jerman VDMA, Joachim Schmid, dalam pertemuan dengan sejumlah wartawan Indonesia di Munchen Jerman, Kamis waktu setempat, mengatakan isu korupsi menjadi permasalahan utama bagi pelaku bisnis di Jerman.
"(Korupsi) itu menjadi perhatian kami karena seseorang dapat dipenjara jika terlibat korupsi," kata Schmid tentang sanksi korupsi yang diatur dalam hukum Jerman.
Pada 2010, menurut Schmid, sejumlah perusahaan kecil konstruksi Jerman sempat mempersoalkan keterlibatan mereka terkait tindakan korupsi di negara lain.
"Beberapa anggota kami mengatakan tidak mungkin dapat mengembangkan bisnis secara layak jika tidak terlibat korupsi di negara lain," kata Schmid.
Terkait Indonesia, Schmid mengatakan para pebisnis konstruksi dan pertambangan Jerman harus mulai berinvestasi di Indonesia agar mengetahui perkembangan aturan hukum terhadap persoalan korupsi.
"Persoalan terbesar berinvetasi di Indonesia, juga beberapa negara lain, adalah korupsi, birokrasi yang besar, dan bidang politik," kata Schmid.
Ketua Penyelenggara Pameran Konstruksi Bauma 2013, Wolf-Dietrich Muller, mengatakan selain korupsi, alur komunikasi dan informasi bisnis seringkali tertahan pada tataran pemerintahan.
Chief Representative dan Senior Executive Officer Messe Munchen International (MMI) itu mengharapkan Indonesia akan menjadi mitra bisnis dan investasi yang penting bagi Jerman.
(I026)
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013