Singapura (ANTARA) - Harga minyak naik di awal perdagangan Asia pada Senin pagi, setelah para pemimpin AS mencapai kesepakatan plafon utang tentatif, kemungkinan mencegah gagal bayar (default) di ekonomi dan konsumen minyak terbesar dunia itu.
Minyak mentah berjangka Brent terangkat 39 sen atau 0,5 persen, menjadi diperdagangkan di 77,34 dolar AS per barel pada pukul 23.17 GMT. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS menguat 45 sen atau 0,6 persen. menjadi diperdagangkan di 73,12 dolar AS per barel,
Presiden AS Joe Biden dan Ketua DPR Kevin McCarthy pada Sabtu (27/5/2023) mencapai kesepakatan prinsip untuk menangguhkan plafon utang 31,4 triliun dolar AS. Kedua pemimpin menyatakan keyakinannya pada Minggu (28/5/2023) bahwa anggota partai Demokrat dan Republik akan memberikan suara untuk mendukung kesepakatan tersebut.
Namun bantuan untuk pasar keuangan global dapat berumur pendek karena setelah kesepakatan disetujui, Departemen Keuangan AS diperkirakan akan menerbitkan obligasi yang akan semakin memperketat likuiditas dan membuat pendanaan lebih mahal bagi perusahaan-perusahaan yang sudah terhuyung-huyung akibat suku bunga tinggi.
Pekan lalu, Brent dan WTI membukukan kenaikan mingguan kedua berturut-turut lebih dari satu persen didukung kemajuan pembicaraan plafon utang AS dan setelah menteri energi Saudi memperingatkan para short-seller atau mereka yang bertaruh harga minyak akan jatuh untuk "hati-hati" terhadap rasa sakit.
Beberapa investor menganggap peringatan itu sebagai sinyal bahwa OPEC+, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, dapat mempertimbangkan pengurangan produksi lebih lanjut pada pertemuan pada 4 Juni.
Namun, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan pekan lalu, ia mengharapkan tidak ada langkah baru dari OPEC+ karena keputusan pengurangan produksi sukarela dibuat hanya sebulan yang lalu.
Perusahaan energi AS memangkas rig untuk minggu keempat berturut-turut, dengan rig minyak turun lima menjadi 570 minggu lalu ke level terendah sejak Mei 2022, kata perusahaan jasa energi Baker Hughes Co dalam laporan mingguannya pada Jumat (26/5/2023).
Investor mengamati data manufaktur dan jasa China minggu ini serta data penggajian nonpertanian AS pada Jumat (2/6/2023) untuk sinyal pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023