Penempatan sejumlah tenaga ahli itu bagian dari kepedulian pemerintah AS dalam mendorong pemerintah Provinsi Riau, untuk membangun kemandirian dalam mengolah energi biomasa tersebut,"
Pekanbaru (ANTARA News) - Kishori, petugas energi Pemerintah Amerika Serikat, mengatakan negaranya segera menempatkan sejumlah tenaga ahli dalam mengolah energi biomasa/biogas berasal dari limbah cair dan padat kelapa sawit.
"Penempatan sejumlah tenaga ahli itu bagian dari kepedulian pemerintah AS dalam mendorong pemerintah Provinsi Riau, untuk membangun kemandirian dalam mengolah energi biomasa tersebut," kata Kishori dalam kunjungannya ke Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Kamis.
Dalam kunjungan tersebut Kishori didampingi Retno Soebagio, senior communictaion Advisor USAID ICED dan konsultan evaluasi tim Berliana Yusuf.
Menurut Kishori, Riau merupakan salah satu provinsi yang memiliki ketersediaan limbah cair dan padat sawit mencapai seratusan ton lebih dan limbah tersebut bisa memproduksi 205 MW energi listrik.
Dikatakannya, pemanfaatan limbah kelapa sawit untuk bahan bakar pembangkit listrik biogas dan biomasa itu dapat menjadikan Riau mandiri dalam pengadaan energi.
"Kebijakan ini sekaligus dalam menekan pemanasan global dengan mewujudkan pengembangan proyek energi bersih di Riau," katanya dan menambahkan bahwa kerjasama serupa juga dirintis di Aceh, Sumut dan Kalimantan.
Sedangkan keuntungan yang diperoleh AS dalam kerjasama tersebut antara lain terimplementasinya komitmen internasional dalam mereduksi emisi gas kaca . Kesadaran ini perlu terus dikembangkan apalagi dalam mengatasi ketersediaan energi fosil yang terbatas.
Khusus di Provinsi Riau, katanya, ditetapkan kabupaten Kampar dan Rokan Hulu sebagai daerah pemasok energi terbarukan.
Ditambahkan Retno, keuntungan dalam pengembangan energi biomasa itu juga membantu warga miskin mendapatkan akses listrik dan memungkinkan dunia usaha untuk meraih keuntungan.
"Manfaat yang paling besar adalah juga terjaganya lingkungan yang tetap bersih secara berkesinambungan," katanya dsaimaping tenaga ahli AS juga membantu melakukan studi kelayakan.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau Zulher mengatakan, kini pihaknya terus menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pengembangan kerjasama tersebut antara lain pendataan potensi limbah padat dan cair sawit.
Ketersediaan limbah cair sawit Riau kini bisa memproduksi 2.010 MW listrik dan 16 MW dari limbat padat . Limbah padat dan cair sawit Riau tersebut berasal dari 160 pabrik kelapa sawit (PKS).
"Sosialisasi untuk mendukung kelancaran pengembangan program tersebut sudah beberaopa kali dilakukan hingga telah dimulai oleh PT PN V dengan memproduksi listrik sebesar 1 MW dan dari PT Musimas sebesar 1 MW dalam dua PKS dan lainnya sebesar 1,5 MW oleh satu PKS," katanya.
Dalam tahun 2013, katanya, Riau akan melibatkan sejumlah perusahaan besar seperti PT PN V, PT Musimas Group, PT Sinarmas, PT Asian Agri dan Astra Agro Lestari.
(F011/B012)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013