sudah banyak yang menggunakan Biosaka
Blitar (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut pupuk cair organik Biosaka selain aman bagi lingkungan juga membuat produksi beras menjadi lebih punel.
Dirinya mengapresiasi pola pertanian di Desa Soso, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, yang juga sudah memanfaatkan ramuan organik Biosaka. Dari dialog yang dilakukan, pemanfaatan ramuan organik itu sudah 50 persen.
"Karena produksi padi tambah tinggi, ketahanan hama jadi makin bagus. Tanahnya alami revitalisasi dan tadi katanya beras juga makin punel. Jadi, sangat banyak keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif ketika menggunakan Biosaka ini," katanya di Blitar, Sabtu.
Menurut dia, pemanfaatan Biosaka ini bisa menjadi referensi yang sangat bagus bagaimana produksi pertanian tetap terjaga. Kemudian ketahanan padi terhadap serangan hama juga makin tahan bagus.
Baca juga: Gubernur Jatim apresiasi petani kembangkan cairan organik "Biosaka"
Baca juga: Petani Magelang dilatih membuat biosaka sebagai nutrisi alami tanaman
Luas lahan yang kini sudah banyak memanfaatkan cairan organik Biosaka di Kabupaten Blitar hingga 11 ribu hektare. Dirinya berharap ini akan menjadi referensi bagi daerah lain di Jatim.
"Saya melihat sudah banyak yang menggunakan Biosaka tapi lebih banyak yang pakai lebih baik lagi, karena memang kecenderungan tanah kita makin jenuh. Ketika tanah makin jenuh penggunaan pupuk kimia akan makin tinggi, berarti biaya produksi akan makin mahal," jelasnya.
Gubernur Jatim mengatakan Jatim selalu surplus beras. Sejak 2020, 2021, hingga 2022 produksi beras di Jatim selalu tertinggi di antara seluruh provinsi di Indonesia.
Dirinya menyebut, saat ini pemerintah berupaya keras menguatkan produktivitas agar tetap tinggi dan lebih ramah alam serta lingkungan.
Pemerintah juga berupaya merevitalisasi lahan sawah agar tetap terbangun produktif dengan menggunakan pupuk nonkimia.
Baca juga: Kementan terapkan biosaka di tanaman efisienkan pupuk kimia
Baca juga: Pemkab Malang dorong penggunaan biosaka tingkatkan produksi pertanian
Pertanian dengan memanfaatkan Biosaka ini juga ramah lingkungan. Biosaka hasil inovasi petani di Blitar bernama Muhamad Anshar ini terbuat dari lima jenis rumput yang sehat dicampur dengan air kemudian diremas-remas sehingga menghasilkan ramuan homogen. Cairan ini kemudian disemprotkan ke tanaman sehingga tumbuh menjadi lebih bagus.
Ramuan Biosaka tersebut terbuat dari gabungan minimal lima jenis rumput dan daun-daunan muda seberat 2,5 ons yang direndam dalam air 4-5 liter. Rendaman tersebut lalu diremas hingga layu agar sari dan enzimnya keluar.
Apabila sudah menghasilkan buih dan minyak, maka Biosaka bisa digunakan. Sebagai tambahan, 1,7 liter Biosaka bisa digunakan untuk 1 hektare lahan, dan menghasilkan 7-8 ton padi.
Dilansir dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, penggunaan Biosaka mengurangi pupuk kimia hingga 50 persen, 70 persen, bahkan 90 persen. Biaya produksi menggunakan pupuk kimia per hektare sebelumnya dapat mencapai Rp10.410.000, sedangkan dengan Biosaka hanya Rp7.000.000 - Rp8.200.000 per hektare.
Baca juga: Mentan apresiasi panen padi gunakan Biosaka capai 8,9 ton per ha
Baca juga: Mentan ajari petani Kolaka Timur buat pupuk organik Biosaka
Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023