Manfaat besarnya adalah rasa kebanggaan. Dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih besar, ada anggapan bahwa perekonomian Indonesia masih terbelakang,"
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti menilai penyederhanaan nilai nominal rupiah atau redenominasi dapat memberikan manfaat ekonomis kepada masyarakat.
"Manfaat besarnya adalah rasa kebanggaan. Dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih besar, ada anggapan bahwa perekonomian Indonesia masih terbelakang," kata Destry Damayanti seusai menghadiri seminar outlook 2013 di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, jika pemerintah dapat melakukan redenominasi, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang saat ini Rp9.680 menjadi hanya Rp9,6 per Dolar AS.
Kondisi ini akan sebanding dengan nilai ringgit Malaysia terhadap Dolar AS sebesar 3,05 Ringgit, Peso Filipina yang sebesar 41,92 Peso, Baht Thailand sebesar 30,52 Baht, dan Dolar Singapura sebesar 1,23 Dolar Singapura.
"Jangan sampai seperti Zimbabwe yang masih memiliki lembaran senilai 1 juta. Mereka kan inflasinya juga tinggi," ujar dia.
Ia menjelaskan dengan kondisi tersebut, bank sentral harus segera menerapkan wacana redenominasi ini dengan sebaik-baiknya. Untuk mempercepat informasi, bank sentral juga harus mengedukasi masyarakat agar mereka tahu manfaat redenominasi secara utuh.
Ia berpendapat akan ada kekhawatiran di dalam pelaksanaan redenominasi, yaitu kesiapan perbankan ataupun institusi keuangan yang harus mengeluarkan biaya investasi untuk sistem elektronik nilai tukarnya, misalnya dari Rp10.000 menjadi Rp10.
Ke depan, pihak bank juga harus mengeluarkan investasi sistem di jaringan anjungan tunai mandiri (ATM).
"ATM nanti juga harus bisa mengambil dua-duanya, jangan sampai hilang salah satu. Nantinya ATM ini juga bisa mengambil uang dalam redenominasi baru ataupun lama," katanya.
Sebelumnya, Ketua Umum Perbanas Sigit Pramono mengatakan sosialisasi dalam pelaksanaan kebijakan redenominasi harus dilakukan secara masif dan berjenjang.
(A063/D012)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013