Target tetap juara umum meskipun harus mengubah strategi lain karena tenis dan senam dicoret,"

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo, mengatakan tetap menargetkan juara umum pada SEA Games yang digelar Desember 2013 mendatang meskipun tenis dan senam dicoret oleh tuan rumah Myanmar.

"Target tetap juara umum meskipun harus mengubah strategi lain karena tenis dan senam dicoret," kata Roy di kantor Kemenpora, di Jakarta, Rabu.

Strategi tersebut, lanjut Roy, dengan memaksimalkan cabor lain yang berpotensi meraih banyak medali emas seperti bulu tangkis karena untuk melobi lagi agar cabor-cabor yang dicoret untuk dipertandingkan sudah tidak memungkinkan.

"Harapan kita bulu tangkis dapat memborong tujuh medali emas," ujar Menpora Roy.

Pada kesempatan yang sama, Deputi IV Kemenpora, Djoko Pekik, mengatakan pihak pemerintah sudah berupaya maksimal agar cabor-cabor tersebut tetap dipertandingkan.

"Kami sudah berusaha agar bisa masuk, yang berat memang tarung drajat. Tenis dari awal sudah diupayakan tetapi memang tidak masuk," jelas Djoko.

Ia menambahkan, "Sangat disayangkan memang karena tenis SEA Games lalu sumbang empat medali emas, tetapi masih ada pertandingan lain misal ASEAN Games 2014, ISG juga nanti ada," ujarnya.

Cabang olahraga tenis dan senam dipastikan dicoret dari SEA Games yang akan digelar Desember 2013 di Myanmar berdasarkan hasil keputusan SEA Games Council Meeting yang berlangsung di Naypyidaw, 28--29 Januari.

"Keputusan meeting kemarin sudah final. Bulu tangkis, tenis meja, dan hoki masuk. Total semuanya ada 33 cabang olahraga," kata Sekjen Komite Olimpiade Indonesia Timbul Thomas Lubis saat dihubungi lewat telepon, Rabu.

Menurut Timbul, yang baru tiba dari Myanmar siang tadi, penambahan cabang olahraga sudah tidak bisa lagi dilakukan berdasarkan statuta SEA Games Federation karena cabang-cabang olahraga harus ditentukan setahun sebelum pelaksanaan SEA Games. "Ini sebenarnya sudah terlambat. Kita tidak mungkin lagi minta ada penambahan," ujarnya.
(M047)

Pewarta: Monalisa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013