Secara konsep ada tiga dan masing-masing bisa dihitung untung ruginya,"
Jakarta (ANTARA News) - Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan ada tiga kemungkinan skenario yang dapat dilakukan untuk menjaga konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tahun ini.
"Secara konsep ada tiga dan masing-masing bisa dihitung untung ruginya," ujarnya di Jakarta, Rabu.
Bambang menjelaskan bahwa tiga kemungkinan tersebut adalah melakukan penyesuaian harga BBM, melakukan pengendalian konsumsi, serta melakukan kombinasi antara penyesuaian dan pengendalian konsumsi.
Namun, dia tidak dapat memastikan opsi mana yang akan dipilih pemerintah pada tahun ini untuk menjaga volume BBM bersubsidi sebesar 46 juta kiloliter dan subsidi BBM senilai Rp193,8 triliun.
"Tentu saja, ekonom memilih kenaikan harga, tetapi kita hidup secara realisitis dan harus melihat opsi lain," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengingatkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk melakukan pengendalian kuota BBM bersubsidi yang selama dua tahun terakhir tidak berjalan maksimal.
Opsi untuk pengendalian tersebut, lanjut dia, merupakan opsi pertama yang wajib dilakukan pemerintah terkait dengan kebijakan energi dan melakukan penyesuaian harga BBM bersubsidi merupakan pilihan terakhir.
"Kalau menyesuaikan harga BBM, dampaknya terhadap inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan nilai tukar, sudah kita persiapkan dan kita hitung, tapi prioritas kita tetap mengendalikan konsumsi BBM," katanya.
Kementerian ESDM menargetkan program pengendalian distribusi yang akan memberikan penghematan pemakaian BBM bersubsidi pada tahun 2013 sebesar 1,3 juta kiloliter atau setara nilai subsidi sekitar Rp6,5 triliun.
Hal tersebut ditetapkan melalui penerbitan Peraturan Menteri ESDM Nomor 1 Tahun 2013 tentang Pengendalian Penggunaan BBM untuk seluruh kendaraan dinas pemerintah, pemerintah daerah, BUMN, dan BUMD.
(S034/D007)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013