Jakarta (ANTARA) - Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Jawa Barat menyampaikan protes soal keterlambatan penerbangan pesawat Saudia Airlines yang mengangkut satu kelompok terbang jamaah dari Embarkasi Jakarta-Bekasi.

Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Jawa Barat Ajam Mustajam mengatakan bahwa Saudia Airlines seharusnya menerbangkan jamaah calon haji Embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS) pada Kamis (25/5) pukul 09.20 WIB, tetapi pesawatnya baru bisa berangkat pada pukul 14.28 WIB.

"Kami menyayangkan hal ini terjadi. Bahkan saat itu tidak ada pihak Saudia Airlines yang berkoordinasi dengan pihak embarkasi. Kami tahu belakangan dan langsung protes," katanya sebagaimana dikutip dalam siaran pers pemerintah yang diterima di Jakarta, Jumat.

Menurut Ajam, jamaah dalam kelompok terbang (kloter) JKS-04 yang dijadwalkan berangkat menggunakan pesawat Saudia Airlines pada Kamis (25/5) pukul 09.20 WIB mengeluh lapar karena penerbangan tertunda dalam waktu lama dan maskapai tidak memberikan makanan maupun minuman.

Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Jawa Barat, menurut dia, sudah menerima surat permohonan maaf dari pengelola maskapai Saudia Airlines mengenai keterlambatan penerbangan tersebut.

"Tapi, kami berharap Saudia Airlines tidak sekedar meminta maaf. Kompensasi kepada jamaah harus diberikan. Jangan sampai peristiwa semacam ini terjadi lagi," kata dia.

Menurut Undang-undang Penerbangan, ia menjelaskan, maskapai harus bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh penumpang akibat keterlambatan penerbangan, kecuali apabila keterlambatan terjadi karena faktor cuaca dan teknis operasional.

"Termasuk penyediaan snack, makanan, bahkan kompensasi berupa ganti rugi sebesar Rp300.000 kalau keterlambatan lebih dari 240 menit," kata Ajam.

Manajemen maskapai Saudia Airlines telah melayangkan surat permohonan maaf kepada Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Jakarta-Bekasi mengenai keterlambatan penerbangan jamaah haji.

Dalam surat tersebut, Manajer Operasional PT Ayuberga GSIA Saudia Airlines Riyan Abdul Fahmi mengakui tidak responsif dalam menangani keterlambatan penerbangan jamaah dalam kloter JKS-04.

"Saya Riyan Abdul Fahmi melakukan tindakan tidak semestinya, di mana saya tidak responsif untuk memberikan konsumsi akibat delay pesawat yang terjadi dengan kloter JKS-04," katanya.

"Hal ini tentu mengakibatkan para jamaah haji tanggal 25 Mei 2023 kelaparan di Tanah Suci. Saya bertanggung jawab atas tindakan saya yang merugikan bagi para jamaah haji. Saya memohon maaf atas kondisi yang merugikan para jamaah haji tanggal 25 Mei 2023," demikian Riyan Abdul Fahmi.

Baca juga:
Saudia Airlines angkut 101.809 anggota jamaah Indonesia
Garuda Indonesia siapkan 14 pesawat untuk penerbangan haji

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2023