Kurs rupiah masih rentan tekanan tetapi tampaknya masih dalam penjagaan BI sehingga nilai tukar domestik stabil,"

Jakarta (ANTARA News) - Kurs nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksi antarbank di Jakarta pada Rabu sore tidak bergerak nilainya atau stagnan di posisi Rp9.670 per dolar AS.

"Kurs rupiah masih rentan tekanan tetapi tampaknya masih dalam penjagaan BI sehingga nilai tukar domestik stabil," kata pengamat pasar uang Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, pekan ini nilai tukar rupiah relatif stabil dengan kecenderungan bergerak di kisaran yang sempit. Kondisi itu menunjukkan kestabilan kurs rupiah masih dalam penjagaan Bank Indonesia (BI).

"Untuk pekan ini, kami perkirakan nilai tukar rupiah stabil bergerak di kisaran antara Rp9.620-Rp9.680 per dolar AS masih dengan penjagaan BI," kata dia.

Ia mengatakan, BI mencoba menstabilkan kurs rupiah salah satunya dengan mengatur pembelian valas PT Pertamina dan PT PLN melalui tiga bank BUMN yang langsung membeli dari BI.

"Kedua BUMN itu merupakan pembeli dolar AS terbesar di pasar domestik, mencapai hingga 30 persen dari volume perdagangan. Meningkatnya harga minyak mentah dunia secara perlahan membuat pembelian valas kedua BUMN meningkat," kata dia.

Kendati rupiah masih belum ada tanda-tanda penguatan secara alamiah, lanjut Lana, dana asing yang masuk terus berlanjut walaupun tipis.

Ia menambahkan, sementara dari eksternal tekanan eksternal tidak banyak mempengaruhi pergerakan rupiah terhadap mata uang asing. Pelaku pasar menunggu data neraca perdagangan yang akan keluar pada 1 Februari minggu ini.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada, Rabu (30/1) tercatat mata uang rupiah bergerak melemah nilainya menjadi Rp9.690 dibanding posisi sebelumnya Rp9.680 per dolar AS.

(KR-ZMF/B008)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013