...kami mengusulkan kepada Kementerian Perdagangan untuk melalukan stop importasi garam...
Surabaya (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ingin mengembalikan Madura menjadi "Pulau Garam" seperti pada masa lalu, kata Dirjen Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan Dr Sudirman Saad.
"Dalam rapat koordinasi bidang perekonomian, Presiden sudah memerintahkan sejumlah kementerian terkait untuk memberikan perhatian kepada Madura dalam dua hal yakni garam dan tebu," katanya di depan ratusan petani garam se-Jatim di Surabaya, Rabu.
Saat mewakili Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C.Sutardjo, untuk menjadi pembicara utama dalam lokakarya nasional dan pembukaan rapat koordinasi pengurus Himpunan Masyarakat Petani Garam (HMPG) Jawa Timur, ia menjelaskan pihaknya akan membangun sejumlah infrastruktur pendukung di Madura.
"Kami akan memberikan dukungan khusus untuk Madura, karena itu kami akan mendampingi petani untuk meningkatkan kualitas garam. Target swasembada garam sudah tercapai pada 2012, karena itu pada 2013 akan menargetkan peningkatan kualitas garam," katanya.
Upaya pendampingan petani itu dilakukan dengan mengupayakan fasilitas teknologi untuk menaikkan kualitas garam produksi rakyat yang masih kw-3 (garam konsumsi) menjadi kw-2 atau kw-1 (garam industri).
"Teknologi sudah ada, seperti geomembran yang dilakukan Jatim atau teknologi ulir yang sangat sederhana. Kita sudah memiliki teknologi, karena BPPT sudah menemukannya, tinggal sosialisasi kepada petani," katanya.
Selain pendampingan itu, pihaknya juga akan membangun infrastruktur seperti membangun saluran primer, sekunder, dan jalur-jalur industri.
"Kami akan mengupayakan hal itu melalui koordinasi dengan Kementerian Keuangan," katanya dalam acara yang dibuka Asisten II Sekdaprov Jatim Hadi Prasetyo mewakili Gubernur Jatim Soekarwo.
Dalam kesempatan itu, Sudirman Saad juga setuju usulan Ketua HMPG Jatim Moh Hasan untuk melakukan stop importasi garam, karena tata niaga garam yang memihak petani akan mendorong produksi garam nasional.
"Karena itu, kami mengusulkan kepada Kementerian Perdagangan untuk melalukan stop importasi garam, sebab produksi garam rakyat pada tahun 2012 sudah surplus 1,5 juta ton," katanya.
Caranya, pemerintah tidak perlu memberi izin impor dan importir garam diberi syarat untuk menyerap garam rakyat melalui pengelolaan sederhana yang menaikkan kualitas dari kw-3 ke kw-2 atau kw-1.
(E011)
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013