Jakarta (ANTARA) - Indonesia Technical Advisory Group of Immunization (ITAGI) memastikan segi keamanan dari pemberian vaksin COVID-19 tanpa ketentuan regimen atau bersifat heterolog.
"Vaksin yang dianjurkan adalah vaksin yang saat ini tersedia dan telah mendapat izin penggunaan darurat (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI," kata Ketua ITAGI Prof Sri Rezeki yang dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Kemenkes tunggu izin ITAGI beri booster COVID-19 pada anak 6-17 tahun
Ia mengatakan ITAGI telah menyampaikan rekomendasi kepada pemerintah melalui surat bernomor ITAGI/SR/6/2023 tentang Rekomendasi Pemanfaatan Vaksin COVID-19 bagi Masyarakat.
"Surat tersebut mencakup hasil penelitian, termasuk keamanannya," katanya.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan jenis vaksin yang berbeda dengan vaksin primer dosis lengkap atau disebut sebagai heterolog aman digunakan oleh masyarakat, selama memenuhi kandungan dosis yang berlaku.
"Vaksin COVID-19 dosis 1 dan 2 kan sudah heterolog. Sekarang yang booster juga bisa dengan merek apa saja dengan jarak penyuntikan 6 bulan," katanya.
Baca juga: ITAGI sebut strategi vaksinasi hingga 70 persen populasi perlu dikejar
Baca juga: ITAGI belum rekomendasikan vaksin dosis empat untuk masyarakat umum
Kementerian Kesehatan menyatakan masyarakat yang belum melengkapi vaksin COVID-19, termasuk dosis penguat atau booster dapat divaksinasi dengan vaksin merek apapun yang tersedia.
Kebijakan ini sesuai Surat Edaran Kemenkes Nomor IM.02.04/C/2413/2023 tentang Pembaruan Pemberian Vaksinasi COVID-19 yang ditandatangani Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu dan mulai berlaku 22 Mei 2023.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023