Banda Aceh (ANTARA) - Harga telur ayam di sejumlah pasar tradisional di Kota Banda Aceh dan sekitarnya mengalami kenaikan sejak lima hari lalu menjadi Rp53 ribu per papan dari harga sebelumnya Rp48 ribu per papan atau naik 0,10 persen.

"Iya sudah lima hari ini harga telur ayam naik menjadi Rp53 ribu per papan, kalau sebelumnya Rp48 ribu per papan, kalau per butir Rp2 ribu," kata seorang pedagang telur ayam di pasar tradisional Keutapang, Haris, di Banda Aceh, Kamis.

Haris menyampaikan, penjualan telur ayam di Banda Aceh secara per papan atau butir saja, tidak dalam bentuk satuan kilogram seperti di daerah lainnya di Indonesia.

Dirinya tidak mengetahui kenapa terjadi kenaikan untuk harga telur tersebut, karena barangnya tidak langka dan masih mudah didapatkan baik telur lokal maupun dari Sumatera Utara.

Dikatakannya, telur ayam lokal Aceh sebenarnya lebih mahal dari yang diterima dari Sumatera Utara. Untuk telur ayam lokal bisa mencapai Rp55 ribu per papan. Artinya lebih mahal Rp2 ribu ketimbang telur dari Sumatera Utara.

"Dari telur lokal itu lebih mahal, biasa Rp55 ribu per papan. Tetapi memang bentuknya itu lebih besar," ujar Haris.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan (Diskopukmdag) Banda Aceh M Nurdin juga menyampaikan bahwa harga telur di ibu kota provinsi Aceh ini telah mencapai Rp53 ribu per papan.

Menurut M Nurdin, kenaikan harga telur ayam tersebut karena memang meningkatnya permintaan pasar. Meski demikian stok nya masih mencukupi untuk melayani kebutuhan masyarakat.

"Harga telur ayam belum stabil masih relatif tinggi yaitu Rp53 ribu per papan. Tetapi untuk stok masih cukup di pasar-pasar," kata M Nurdin.

Selain itu, lanjut Nurdin, kenaikan harga tersebut juga disebabkan karena pasokan telur dari Medan Sumatera Utara banyak dikirimkan ke Pulau Jawa.

"Informasi dari pedagang, permintaan telur ayam meningkat, sehingga menyebabkan terjadi kenaikan harga seperti sekarang ini," demikian M Nurdin.


Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023