Justru fraud banyak terjadi karena manusianya. SDM bank kerja sama dengan nasabahnya, pembobolan itu pasti karena ada kerja sama orang dalam,"

Jakarta (ANTARA News) - Kasus kejahatan perbankan banyak dilakukan oleh sumber daya manusia internal bank itu sendiri, kata Chief Sales Officer PT DCI Indonesia Stephanus Tumbelaka.

"Justru fraud banyak terjadi karena manusianya. SDM bank kerja sama dengan nasabahnya, pembobolan itu pasti karena ada kerja sama orang dalam," kata Stephanus usai seminar nasional bertajuk Peluang dan Tantangan Perbankan Indonesia Menuju Pasar Bebas ASEAN 2020 di Jakarta, Selasa.

Karena itu, menurut dia, peningkatan kualitas SDM yang direkrut perbankan sangat penting.

Dia mencontohkan sistem seleksi pegawai melalui tes psikologi harus dilakukan secara ketat sehingga terlihat gambaran calon pegawai memiliki kecenderungan bisa melakukan penipuan atau tidak.

"Misal tes psikologi, memang tidak menjamin 100 persen, tapi bisa menggambarkan orang itu terlihat punya kecenderungan melakukan penipuan atau tidak," katanya.

Menurut dia, saat ini sistem keamanan perbankan Indonesia belum cukup baik karena masih memiliki celah keamanan. "Karena teknologi yang diterapkan sekarang, security-nya bukan yang paling aman, aman sih tapi bukan berarti tidak bisa dibobol," katanya.

Meski demikian, pada 2020, menurut dia sistem keamanan merupakan hal yang mutlak dimiliki perusahaan perbankan.

Sementara menurut Presiden Information Systems Audit and Control Association (ISACA) Indonesian Chapter Surdiyanto Suryodarmodjo, industri jasa keuangan termasuk perbankan harus bisa menerapkan tata kelola sistem teknologi informasi yang baik (good IT governance).

"Perlu good IT governance, karena perusahaan umumnya pasti membutuhkan teknologi informasi," kata Surdiyanto.

Dia mencontohkan untuk menjaga keamanan data perusahaan, data yang disimpan harus dalam keadaan terenkripsi. Selain itu sistem teknologi informasi harus memiliki sistem cadangan yang siap untuk bekerja jika pada sistem utama terjadi masalah teknis atau ditimpa bencana alam.

(A064/N002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013