Selain karena tertular virus, ratusan itik yang mati tersebut diduga juga karena disebabkan oleh faktor cuaca yang buruk,"Sukabumi (ANTARA News) - Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi menyebutkan ada sedikitnya 250 ekor itik milik peternak tradisional di Kecamatan Cisaat, mati mendadak akibat tertular virus flu burung H5N1..
"Informasi adanya itik mati mendadak tersebut sejak awal Januari, kematian unggas ini tidak serempak tetapi satu persatu, setelah tim kami terjunkan ke lokasi dan mengambil sample darah bangkai itik itu melalui uji cepat atau rapid test ternyata beberapa diantara positif tertular virus flu burung," kata Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi, Abdul Kodir, Selasa.
Menurut dia, dalam waktu dekat ini akan datang tim peneliti unggas dari Pemprov Jabar, untuk meneliti sample darah unggas di lokasi ditemukannya itik mati mendadak tersebut. Tujuannya untuk mengetahui apakah ada unggas lainnya yang tertular virus H5N1.
Lebih lanjut, itik yang mati tersebut bangkainya langsung dimusnahkan khawatir virusnya menyebar ke unggas-unggas yang lainnya. "Selain karena tertular virus, ratusan itik yang mati tersebut diduga juga karena disebabkan oleh faktor cuaca yang buruk," tambahnya.
Selain ratusan itik, Disnak Kabupaten Sukabumi juga mendapatkan laporan ada sekitar 100 ekor ayam negeri mati mendadak di Kecamatan Bojong Genteng. Ayam yang mati tersebut milik peternak tradisional bernama Ismail, sama seperti kasus kematian itik dari hasil uji cepat petugas juga menemukan ada ayam yang positif tertular flu burung.
Dikatakan Kodir, dari pemetaan yang dilakukan pihaknya ada beberada kecamatan yang rawan penyebaran flu burung yakni kecamatan terdekat dengan daerah yang ditemukan kasus flu burung ini. Untuk antisipasinya, pihaknya juga menerapkan bioscurity disetiap peternakan unggas yang ada di Kabupaten Sukabumi seperti memberi vaksi flu burung dan penyemprotan terhadap kandang.
Selain itu, melakukan penyuluhan kepada masyarakat yang memiliki unggas agar tidak dilepas liarkan di halaman, karena akan mudah terserang penyakit tersebut apalagi saat ini tengah musim hujan, potensi penyebarannya pun cukup tinggi.
"Kami juga mengimbau kepada warga, jika menemukan ada unggas yang mati mendadak agar tidak memegang dengan tangan telanjang dan segera melaporkan kepada intansi terkait yang terdekat. Dan bangkainya harus segera dimusnahkan dengan cara dibakar jangan dibuang di sembarang tempat," kata Kodir.
(KR-ADR/R021)
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013