Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Amerika Serikat (AS) pada awal tahun 2013 sepakat untuk memberlakukan Budget Control Act 2011 atau yang populer dengan istilah "fiscal cliff", dan ini merupakan permulaan masa bagi warga AS untuk mengencangkan ikat pinggang.

Menurut Michael Feroli, seorang analis dari J.P. Morgan, 280 miliar dolar AS akan ditarik dari peredaran ekonomi dengan pemberlakuan "fiscal cliff" di negara Paman Sam itu.

Kesepakatan "fiscal cliff" mencakup pemberlakuan kenaikan pajak bagi rumah tangga dan pemotongan pengeluaran pemerintah AS.

Ada lima pemberlakuan penaikan pajak yang diberlakukan sejak tengah malam 31 Desember 2012 yaitu pertama, pemotongan pajak sementara terhadap gaji pekerja --yang berpengaruh terhadap kenaikan 2 persen pajak untuk pekerja.

Kemudian, berakhirnya jeda pajak (tax break) bagi kalangan pengusaha, diikuti dengan pergeseran pada pajak minimum alternatif.

Lalu pemberlakuan aturan penarikan pajak era presiden G.W Bush medio 2001-2003, dan yang terakhir pengambilan pajak terkait peraturan layanan kesehatan yang dibuat masa presiden Barack Obama.

Pada saat bersamaan pemberlakuan pengurangan pengeluaran pemerintah AS-- sebagai bagian dari kesepakatan plafon hutang yang dibuat tahun 2011.

Begitu pentingnya kesepakatan "fiscal cliff" ini diputuskan terlihat dari presiden Barack Obama yang harus menunda masa liburannya ke Hawai demi memuluskan kesepakatan ini.

Sebelumnya dua agensi pemeringkat hutang negara Moody's dan Standard and Poor mendesak pemerintah AS untuk memangkas defisit anggaran keuangannya yang saat ini berada pada angka 16,4 triliun dolar dan terus menggunung.

Keputusan Politik di balik "Fiscal Cliff"

Bagaimana pun juga kesepakatan "fiscal cliff" merupakan sebuah keputusan politik. Tiga jam sebelum masa tenggat 1 Januari 2013, Senat AS sepakat untuk menolak opsi "fiscal cliff".

Baru dua jam setelah waktu tenggat, Senat akhirnya menyatakan bahwa pemerintah secara teknis menginginkan melampaui jurang (over the cliff).

Kemudian 21 jam kemudian House of Representatives (DPR AS) menyetujui opsi "fiscal cliff" ini.

Pokok masalah dari opsi "fiscal cliff" adalah pertama, peningkatan pajak penghasilan sebesar 2 persen menjadi 6,2 persen bagi individu berpenghasilan sampai dengan 113.700 dolar AS per tahun.

Kedua, pemberlakuan kembali penarikan pajak menggunakan tarif atas dari 35 persen menjadi 39,9 persen, bagi individu yang berpenghasilan lebih dari 400.000 dolar AS per tahun dan bagi pasangan yang total penghasilannya 450.000 dolar AS per tahun.

Ketiga, pendapatan dari hasil investasi juga dikenakan kenaikan dari 15 persen menjadi 23,8 persen bagi setiap pembayar pajak yang memiliki investasi.

Kemudian penarikan pajak 3,8 persen tambahan pajak pendapatan bagi individu yang berasal dari laba bersih pendapatan investasi yang bernilai lebih dari 200.000 dolar AS dan bagi pasangan yang total laba bersih investasinya lebih dari 250.000 dolar.

Bloomberg melaporkan bahwa lebih dari 80 persen rumah tangga dengan pendapatan antara 50.000--200.000 dolar AS akan membayarkan pajak yang tinggi, rata-rata akan membayar sekitar 1.635 dolar AS.

Keempat, adanya kepastian yang lebih besar bagi pembayaran pajak di AS terkait pajak alternatif minimal. Akan tetapi sejumlah jeda pajak yang populer seperti pembebasan untuk bunga pada obligasi pasif dibuat tidak berubah.

"Dua persen bertambah pada pajak penghasilan diperkirakan akan menghasilkan nilai 120 miliar dolar AS dari perekonomian dalam negeri. Hal itu akan membawa pengaruh negatif terhadap pendapatan perkapita masyarakat PDB", analisa Bloomberg lagi.

Opsi dari "Fiscal Cliff"

Sebelum tercapainya kesepakatan "fiscal cliff", para pembuat undang-undang di AS memiliki tiga pilihan, yang tidak ada satupun yang menarik untuk dipilih.

Opsi pertama, mereka dapat saja mengulur waktu sampai dengan awal tahun 2013--yang menampilkan sejumlah kenaikan pajak dan pemotongan pengeluaran yang diharapkan untuk mempertimbangkan sisi pertumbuhan dan mungkin kembali mendorong ekonomi ke dalam resesi. Sisi positif dari pilihan ini adalah defisit keuangan AS akan turun signifikan di bawah peraturan yang baru.

Kedua, mereka dapat saja membatalkan beberapa atau seluruh rencana penaikan pajak dan pemotongan pengeluaran, yang akan menimbulkan tambahan defisit keuangan AS dan akan menyebabkan krisis ekonomi seperti yang dihadapi di kawasan Eropa. Sisi positif dari pilihan ini, jelas hutang pemerintah AS akan tetap bertambah.

Ketiga, mereka dapat saja mengambil jalan tengah, memilih pendekatan yang akan membahas isu-isu anggaran terbatas, tapi yang akan memiliki dampak sederhana pada pertumbuhan. Opsi ketiga ini merupakan kesepakatan "fiscal cliff", jalan yang dipilih oleh pembuat peraturan dalam perjanjian yang dicapai pada 31 Desember 2012.

Opsi ketiga menimbulkan kekhawatiran bagi para investor dan bisnis karena sifat yang sangat partisan dalam lingkungan politik yang sulit mencapai kompromi. Pembuat undang-undang telah berjibaku lebih dari setahun untuk mengatasi hal itu.

Secara umum, partai Republik menginginkan untuk memotong pengeluaran dan menghindari penaikan pajak, sementara partai Demokrat melihat kombinasi antara pemotongan pengeluaran dan penaikan pajak.


Skenario terburuk

Jika peraturan fiscal cliff pada tahun 2013 telah diberlakukan, dampak terhadap perekonomian AS diprediksi bakal dramatis.

Saat kombinasi pajak yang lebih tinggi dan pemotongan pengeluaran pemerintah AS akan mengurangi defisit dengan estimasi sekitar 560 milar dolar AS, tetapi juga akan menurunkan sekitar 4 persen pendapatan perkapita masyarakat AS di 2013, juga akan membawa ekonomi AS ke dalam resesi.

Pada saat bersamaan, beberapa pakar memprediksi angka pengangguran akan naik tinggi, dan orang yang kehilangan lapangan pekerjaan menjadi 2 juta orang.

Dengan kata lain, skenario terburuk untuk tahun ini warga AS harus bersiap mengencangkan ikat pinggang demi mengatasi defisit keuangan negara adikuasa itu.
(E012)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013