Surabaya (ANTARA News) - Menteri Kesehatan Siti Fadhilah Supari menegaskan pihaknya telah memantau perkembangan di kawasan luapan lumpur dari PT Lapindo Brantas, Porong, Sidoarjo, Jatim, namun hingga kini belum ditemukan adanya masalah kesehatan. "Saya sudah menanyakan soal itu ke Kadinkes setempat dan sudah dijelaskan bahwa belum ada masalah kesehatan, meski Dinkes sudah membuat posko di sana," katanya usai meresmikan Rumah Sakit Husada Utama (RSHU) di Surabaya, Minggu. Informasi yang diperoleh ANTARA dari warga Kelurahan Siring, Desa Renokenongo, dan Desa Jatirejo (kecamatan Porong) menyebutkan bahwa ketinggian semburan lumpur dari dalam permukaan dasar lahan sawah itu membuat warga cemas dan sebagian merasa sesak napas. ANTARA mencatat lumpur panas yang menyembur dari eksplorasi anak perusahaan Bakrie Brothers itu setiap harinya mencapai rata-rata 5.000 meter kubik. Jadi, sejak peristiwa 29 Mei lalu hingga 10 Juni ada 65.000 meter kubik lumpur yang tumpah ruah. Bahkan, kejadian itu membuat jalan tol Gempol-Sidoarjo dan arah sebaliknya ditutup pada 10 Juni lalu, sehingga arus lalu lintas dialihkan lewat Pasar Porong dan Japanan yang menimbulkan kemacetan sekitar 3-4 kilometer. Pasien miskin Dalam peresmian RSHU, Menkes minta agar rumah sakit spesialis yang mewah dan bernuansa hotel itu tidak menolak pasien dari kalangan keluarga miskin yang terlanjur masuk. "Rumah sakit ini memang mewah, tapi punya kewajiban untuk menolong orang miskin hingga 25 persen, karena itu kalau ada orang yang tidak mampu kesasar (tersesat) masuk ke sini ya jangan ditolak. Menolong orang miskin itu membawa rezeki," katanya. Senada dengan itu, Gubernur Jatim H Imam Utomo mengharapkan RSHU yang letaknya tidak jauh dari RSUD dr Soetomo Surabaya itu untuk bekerjasama dengan RSUD dr Soetomo, Surabaya, khususnya jika ada pasien dari keluarga miskin. "Kalau ada orang miskin yang masuk ke sini, jangan ditolak, tapi koordinasikan dengan RSUD dr Soetomo. Lebih dari itu, rumah sakit ini akan mampu menahan orang mampu yang selama ini berobat ke luar negeri," katanya, didampingi direktur RSHU dr Hadi Hartono SpJP FIHA. Namun, peresmian rumah sakit berdaya tampung 1.500 orang dan dilengkapi helipad itu sempat menimbulkan ketegangan dengan kalangan pers akibat penjagaan ketat dari EO (event organizer) acara peresmian itu. Ketegangan akhirnya reda setelah pimpinan EO meminta maaf. (*)
Copyright © ANTARA 2006