Hal ini dikuatkan dengan memori publik pada masa sebelumnya bahwa setahun menjelang pelaksanaan pemilu, para menteri lebih sibuk menghadiri kegiatan partai, cuti kampanye, dan bahkan sebagian menjadi calon anggota legeslatif,"

Jakarta (ANTARA News) - Hasil survei terbaru dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyebutkan sebanyak 86,35 persen publik (responden) khawatir bahwa menteri di kabinet sekarang akan tetap fokus menjalalankan tugasnya, sedangkan 10,79 persen publik yang tetap yakin menjalankan tugas dan 2,86 persen publik tidak tahu.

Peneliti senior LSI Ardian Sopa mengemukakan hal itu kepada pers di Jakarta, Selasa, sambil menambahkan survei "qick poll" tersebut dilaksanakan pada 22-25 Januari 2013 di 33 provinsi.

Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan 1.200 responden dan tingkat kesalahan sekitar 2,9 persen. Survei juga dilengkapai penelitian kualitatif dengan metode analisis media nasional, Focus Group Discussion (FGD) dan interview secara mendalam.

Ardian mengatakan, survei menemukan sebanyak 58,23 persen publik yang percaya bahwa para menteri akan bekerja untuk kepentingan parpol, dan hanya 30,38 persen publik yang tetap percaya para menteri akan bekerja untuk kepentingan rakyat, sedang 11,39 persen publik tidak menjawab.

"Hal ini dikuatkan dengan memori publik pada masa sebelumnya bahwa setahun menjelang pelaksanaan pemilu, para menteri lebih sibuk menghadiri kegiatan partai, cuti kampanye, dan bahkan sebagian menjadi calon anggota legeslatif," ujarnya.

Ardian menjelaskan, survei tersebut menemukan bahwa kepuasan publik terhadap kinerja kabinet pun semakin menurun, yaitu hanya 34,32 persen responden yang puas terhadap kinerja kabinet, sedang 57,78 persen responden menyatakan kurang puas dan 7,90 persen responden tidak menjawab.

"Kepuasan publik atas kinerja kabinet semakin menurun dari beberapa survei lSI, yakni tingkat kepuasan publik 52, 3 persen pada Januari 2010, kemudian 46,5 persen (Oktober 2010), 37,7 persen (September 2011) dan kini 34,3 persen (Januari 2013)," katanya.

Menurut Ardian, jika dibanding pada Januari 2010 (kurang lebih 100 hari pemerintahan) tingkat kepuasan atas kinerja kabinet menurun sebanyak 18 persen.

"Responden yang tidak puas dengan kinerja kabinet tampak merata di semua kalangan baik dari sisi wilayah, gender, tingkat pendidikan, pendukung partai dan capres Pemilu 2009," katanya.

Ardian mengatakan, LSI melakukan analisis terhadap tingginya kekhawatiran publik atas kinerja kabinet dan menurunnya kepuasan publik atas kinerja kabinet tersebut melalui survei dan data kualitatif.

Setidaknya ada tiga alasan penyebab yang dapat diurai, yaitu penetapan mantan Menpora Andi Mallarangeng sebagai tersangka dugaan korupsi Hambalang, pemlihan menteri yang dinilai publik tidak sesuai kompetensi dan tingkat kepuasan publik atas kepemimpinan Presiden SBY, katanya.(*)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013